Sebelum Bunuh Diri, Juragan Sepatu Mojokerto Berpesan Bayar Gaji Karyawan

Petugas mengevakuasi korban bunuh diri di makam istri (Foto / Istimewa) Petugas mengevakuasi korban bunuh diri di makam istri (Foto / Istimewa)

MOJOKERTO : Andri Budi Santoso (46), juragan sepatu yang ditemukan bunuh diri di pusara sang istri meninggalkan pesan kepada anak pertamanya. Warga Desa Gedeg, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto berpesan agar membayar gaji karyawannya.

Anak pertama korban, Bima Prayuganing Santoso (18) mengaku, sekitar pukul 11.30 WIB, korban pamit ke calon istrinya, Fitri yakni seorang janda warga Dusun Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg. Korban pulang sekira pukul 14.30 WIB. Namun korban keluar lagi setelah berganti pakaian kaos warna oranye dan celana jeans warna cokelat.

“Tadi tidak pamit pergi ke mana, saya juga tidak tahu bawa apa saja tapi perasaan saya tidak enak sore tadi, badan lemas. Mau nikah, tanggal 3. Bingung cari utangan, uang diputar buat usaha. Tiap hari produksi sepatu, yang sana (calon istri) ngebet-ngebet,” ujarnya.

Bima menepis jika ada dari saudara sang ibu tidak merestui jika korban menikah lagi. Namun karena masalah ekonomi. Calon istri minta Rp17 juta untuk menggelar pesta pernikahan. Perasaan Bima yang tidak karuan sore tadi akhirnya terjawab. Ia mendapat kabar kematian bapaknya setelah magrib.

Baca juga : Bos Sandal Sepatu Tewas Minum Racun di Atas Makam Istrinya, Ingin Nikah Lagi?

“Karyawan ada 15 orang, ada yang dibawa pulang. Produksi sepatu, biasanya kirim ke Semarang. Tidak ada merk, jurangannya yang kasih merk. Selesai produksi dikirim ke jurangannya yang ada di depan RSI Sakinah. Sudah saya kasih tahu (calon istri korban). Punya dua tempat produksi, satu di sini, satu di lokasi,” jelasnya.

Namun tempat usaha yang juga produk sepatu tersebut baru berdiri tapi beda juragan. Di tempat usaha baru dikelola korban dengan dua karyawan, sementara di Gedeg anak pertama korban yang diminta mengelola sembari belajar. Bima mengaku, sang ayah berubah sejak kenal dengan calon istrinya.

“Sejak kenal orang itu (calon istri korban). Belum lama kenalnya, Januari atau Maret tahun ini. Nikah nunggu selamatan setahun ibu, nikah bulan depan setelah Hari Raya Kurban. Tidak ada wasiat apa-apa, cuma sebelumnya bilang mau bayarin karyawan. Gitu, baru ingat itu tadi,” tegasnya.

Sebelumnya, warga Desa Gedeg, Kecamatan Gedeg, Kabupaten Mojokerto ditemukan tewas di pusara sang istri di pemakaman desa setempat. Korban, Andri Budi Santoso (46) yang merupakan juragan sepatu ini diduga bunuh diri dengan menenggak racun tikus dan serangga karena depresi jelang pernikahan.

Korban ditemukan pertama kali oleh juru kunci Makam Umum Desa Gedeg, Bambang Utomo (52) sekira pukul 17.30 WIB. Saat itu, Bambang datang ke lokasi untuk menyalakan lampu makam. Namun melihat korban dengan posisi tengkurap menghadap ke barat persis di sebelah timur makam istrinya.

Sementara di sebelah tubuh korban ditemukan barang bukti berupa obat nyamuk merk Hit bentuk cair kemasan plastik dan racun tikus kemasan plastik. Badan korban tengkurap duduk bersila di atas makam mendiang istrinya, Sutiyaningsih. Istri korban meninggal karena Covid-19 pada 20 Juli 2021 lalu.


(ADI)

Berita Terkait