Mengintip Semarak Hari Santri dari Balik Jeruji, Napi Lomba Tilawah hingga Hadrah

Warga binaan lapas menggelar beragam kegiatan untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional 2021 (Foto / Metro TV) Warga binaan lapas menggelar beragam kegiatan untuk menyemarakkan Hari Santri Nasional 2021 (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Semarak peringatan Hari Santri Nasional 2021 berlangsung di Lapas / Rutan di Jatim. Melalui program ‘Masuk Napi, Di Dalam Santri, Pulang Jadi Guru Ngaji,’ para ‘napi santri’ menggelar berbagai kegiatan keagamaan. Mulai istighosah, tadarus, lomba tilawah hingga festival hadrah

Kepala Kanwil Kemenkumham Jatim Krismono menyebutkan jajarannya tak ingin ketinggalan dalam menyemarakkan Hari Santri Nasional 2021. Kegiatan istighosah digelar sebagai doa bersama agar para santri diberikan kesehatan dan ketenangan jiwa. Menurutnya, pandemi membuat banyak warga binaan lebih stres karena belum ada pelayanan kunjungan.

"Dari sekitar 27 ribu warga binaan, sekitar 70% berlabel santri. Kami harap dengan istighosah, bisa membuat para warga binaan lebih tabah dan ikhlas menjalani hukumannya,” kata Krismono.

Selain itu, kegiatan tadarus yang dilakukan merupakan kegiatan rutin setiap hari. Namun, karena momen hari santri ini, pelaksanaannya digencarkan. Sedangkan lomba tilawah digelar untuk mengasah semangat juang warga binaan. “Mereka mengaplikasikan apa yang selama ini dipelajari di pondok pesantren lapas,” terang Krismono.

Baca Juga : Hari Santri Nasional, Jokowi : Selamat Berkontribusi untuk Kemajuan Negeri

Terakhir, pria kelahiran Yogyakarta itu menambahkan festival hadrah dilakukan untuk memeriahkan puncak peringatan Hari Santri Nasional. Para pemukul hadrah lagi-lagi adalah para ‘santri napi’ yang selama ini mendapatkan kurikulum yang sama layaknya santri di pondok pesantren umum. Gelaran festival ini ditutup dengan tausiah oleh ulama.

“Kami berharap, santri kami di balik jeruji bisa dapat perlakuan yang sama dari masyarakat saat bebas nanti,” harap Krismono.

Perlu diketahui bahwa di setiap lapas/ rutan memiliki program pembinaan. Baik pembinaan kemandirian maupun pembinaan kepribadian. Dalam pembinaan kemandirian, ada program ‘one prison, one product.’ “Setiap lapas/ rutan minimal harus memiliki satu produk hasil pembinaan warga binaan,” tutur Krismono.

Nah, untuk pembinaan kepribadian, ada dua program yang didorong. Selain pondok pesantren, lapas/ rutan juga memiliki sekolah alkitab. Sudah ada ribuan santri yang telah diwisuda selama ini. Khususnya untuk lapas-lapas besar seperti Lapas Pasuruan dan Lapas Malang.

“Momen hari santri ini kita manfaatkan untuk membuat kegiatan yang melibatkan santri dari warga binaan,” terangnya.


(ADI)

Berita Terkait