BMKG Waspadai Anomali La Nina

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda menyebut saat ini Surabaya memasuki masa akhir kemarau dan akan memasuki masa peralihan. Sebab, saat ini pihaknya sudah mulai mendapati adanya pertumbuhan awan di Kota Surabaya, terutama saat sore hari.

“Kita bisa melihat awan comulus yang cukup tinggi, meski belum terjadi musim penghujan,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto saat dihubungi, Sabtu 23 Oktober 2021.

Teguh menjelaskan, musim penghujan di Kota Surabaya diprediksi terjadi di rentang bulan November-Desember. “Untuk puncak musim penghujannya di bulan Januari-Februari,” jelasnya.

Baca Juga : Diterjang Angin Kencang, Kubah Masjid di Bojonegoro Terbang

Sedangkan untuk peningkatan intensitasnya diperkirakan muncul pada rentang akhir 2021 dan awal tahun 2022 mendatang. “Karena kemarin sesuai di BMKG pusat, kita akan mengalami anomali La Nina yang bisa menambah curah hujan atau potensi curah hujan di Indonesia,” terangnya.

Namun, pihaknya tak dapat memastikan apakah fenomena itu akan masuk ke wilayah Jawa Timur. Tetapi, dia akan terus melakukan pemantaun lebih lanjut. Dia meminta Pemkot Surabaya untuk melakukan persiapan dan langkah antisipisasi sedini mungkin.

Apa lagi saat musim hujan disertai dengan cuaca ekstream kecepatan angin bisa di atas 40 km/jam. “Terkait pompa air dibeberapa pintu air, penggalian sungai kalau bisa di keruk lagi. Yang paling penting pohon-pohon yang sudah lapuk mulai dipangkas sedikit-sedikit,” tandasnya


(ADI)

Berita Terkait