Puncak Kemarau Tidak Merata, Jatim Waspada!

Ilustrasi/ist Ilustrasi/ist

SURABAYA: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kelas I Juanda Surabaya memprediksi puncak kemarau akan berlangsung di Jawa Timur pada bulan Agustus dan September 2022. Semua daerah di 38 kabupaten/kota di Jatim kini berstatus zona merah kemarau.

"Kemarau di Jatim puncaknya rata-rata jatuh di Agustus dan September. Meski status zona merah, tidak semuanya kabupaten/kota di Jatim mengalami puncak kemarau. Karena ada daerah yang sudah melaluinya, ada juga yang belum," kata Kasi Data dan Informasi BMKG Juanda, Teguh Tri Susanto, dikonfirmasi, Selasa, 2 Agustus 2022.

Teguh mengatakan kemarau di Jatim telah terjadi sejak bulan Juli lalu. Namun, puncak kemarau sebagian besar terjadi pada Agustus dan September.

BACA: Usai Isi BBM, Mobil Terbakar di Jalan Raya Mojoagung

"Nah, untuk daerah yang terjadi kemarau pada Juli adalah sebagian Situbondo dan Banyuwangi serta sebagian Bojonegoro dan Tuban," ujarnya.

Kemudian yang terjadi pada Agustus ini hampir 38 kabupaten/kota akan mengalami puncak kemarau. Kecuali Nganjuk, sebagian Kediri, sebagian Madiun, sebagian Pasuruan, sebagian Mojokerto, sebagian Banyuwangi, sebagian Situbondo, dan sebagian Bondowoso.

"Untuk daerah-daerah tersebut puncak kemaraunya September bulan depan," kata Teguh.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim saat ini masih melakukan koordinasi untuk memetakan daerah kemarau di wilayahnya. Pemetaan ini untuk mengantisipasi kekeringan dan kebakaran hutan atau lahan, yang biasa melanda daerah kemarau di Jatim.

"Dua kejadian ini menjadi langganan tiap tahunnya di Jatim. Saat ini kami masih menunggu data kekeringan dari kabupaten/kota," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Jatim, Sriyono.

Jika ada yang kekeringan langsung dikirimkan bantuan air. Sedangkan untuk lahan atau hutan yang rawan kebakaran akan dibasahi secara berkala.

"Kami imbau masyarakat agar tidak sembarangan membakar sampah, membuang putung rokok, di tempat yang mudah terbakar," ujar Sriyono.

 


(TOM)

Berita Terkait