Mahasiswa Unusa Dampingi Warga Kelayan Bangkalan Produksi Jamu

Proses pendampingan produski jamu yang dilakukan Unusa di Desa Kelayan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura (Foto / Hum) Proses pendampingan produski jamu yang dilakukan Unusa di Desa Kelayan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura (Foto / Hum)

SURABAYA : Himpunan Mahasiswa (Hima) Ners Unusa mendampingi masyarakat Desa Kelayan, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan, Madura memproduksi jamu. Produksi tanaman herbal yang dilabeli Djampi Badijan itu diharapkan mampu meningkat kualitas produksi hingga menunjang ekonomi warga.

"Kami membantu masyarakat desa untuk bisa mandiri dan memanfaatkan sumber daya alam yang bagus untuk menanam tanaman herbal, dan dijadikan jamu yang memang minuman khas dari Indonesia," kata Ketua kelompok Hima Ners, Moch. Rizal Abdillah, Selasa 11 Oktober 2022.  

Dengan hasil ini, nantinya mahasiswa juga mengajarkan masyarakat untuk bagaimana promosi melalui media sosial untuk memasarkan jamu tersebut. "Kami mendampingi hingga bagaimana pemasaran yang akan dilakukan masyarakat desa," terangnya.

Rizal menembahkan adanya pengemasan ini dapat menarik minat beli konsumen, pengemasan di buat se-eye catching mungkin untuk menarik perhatian para calon membeli tertarik untuk membelinya. "Selain menarik, kemasan ini juga mudah dibawa kemana-mana," ungkapnya.

Dengan dinamai Djampi Badijan yang merupakan gabungan dari bahasa jawa dan bahasa sansekerta yang mempunyai makna jamu yang benar-benar sehat. "Selain sebagai nama produk, nama tersebut juga merupakan harapan kami bagi para konsumen yang membelinya," ucap Rizal.

baca juga : Pertama di PTS Indonesia, Prodi Gizi Unusa Raih Akreditasi Unggul

Sementara itu, Dewi, Selaku Kader PKK Desa Keleyan mengaku sangat senang dengan pendampingan yang dilakukan mahasiswa Unusa. "Kemudian ada saran terkait kemasan produk, apabila produk kemaren di pasarkan tapi dalam kemasan standart saja, dengan tujuan untuk mencari pelanggan dulu, dan nanti saya siap bantu untuk promosikan di pertemuan PKK," ungkapnya.

Lalu, Muhayana Selaku Pelaku Usaha Minuman Herbal Instant menjelaskan antusias warga cukup bagus terlebih mengolah jamu menjadi instan. Ditambah mahasiswa Unusa memberikan pelatihan dalam pengemasam dan pelabelan produk yang cukup bagus. "Tampilannya cukup modern yang membuat pengemasan ini mudah untuk dibawa kemana-mana," ungkapnya.

Saya berharap pendampingan ini tidak hanya berhenti pada program ini, sehingga pereknomian masyarakat desa semakin meningkat. "Ini bisa mengangkat ekonomi desa bahkan bisa menjadikan desa itu menjadi desa jamu yang memang belum ada di Indonesia," terang Muhayana.

Sedangkan salah satu pembimbing PPKO, Ratna Yunita Sari, menjelaskan pelabelan dan pengemasan ini guna untuk membantu produk tersebuy diterima baiknoleh konsumen. Dengan kemasan modern bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen.

"Jadi kami sebelumnya melakukan riset terleboh dahulu dengan kemasan yang modern sehingga kami memutuskan kemasan yang saat ini bisa digunakan dimana pun," tambahnya.


(ADI)

Berita Terkait