Imbas Viral "Salam dari Binjai", Ratusan Pohon Pisang di Lamongan Bertumbangan

Imbas viral Imbas viral "salam dari binjai" pohon pisang di Lamongan rusak (Foto / Istimewa)

LAMONGAN : Demam TikTok menyerang semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tak terkecuali di Lamongan. Media untuk mengekspresikan diri tersebut muncul istilah ‘Salam dari Binjai’ yang lagi tranding. Diketahui, istilah itu berisi video penumbangan pohon pisang dengan cara dipukul beberapa kali.

Nahasnya, video Salam dari Binjai itu kini juga melanda Lamongan. Banyak anak-anak di Lamongan terinspirasi dan turut memperagakan adegan penumbangan pohon pisang. Mereka bermaksud mengunggahnya di akun Tiktok masing-masing agar ketularan viral.

Dari video yang direkam itu, tampak memperlihatkan anak-anak sedang menendang, memanjat dan memukuli pohon pisang yang masih berdiri kokoh. Akibat ulah mereka, ratusan batang pohon pisang milik warga yang berada di Desa Surabayan Kecamatan Sukodadi Kabupaten Lamongan rusak dan tumbang.

Aksi tersebut dilakukan oleh anak-anak tersebut pada sore dan malam hari selama 4 hari berturut-turut, yakni sejak tanggal 29 Oktober s/d 1 Oktober 2021. Ibarat samsak, mereka membabi buta dan menyerang pohon pisang secara bertubi-tubi sampai tumbang.

Baca Juga : Mumpung Suasana Halloween, Yuk Intip Sejarah Gedung Setan Peninggalan Belanda

Parahnya lagi, tidak hanya pisang yang berukuran kecil, namun juga pisang yang berukuran besar dan sudah berbuah turut dijadikan objek sasaran. Bahkan, sekawanan anak yang rata-rata masih berusia sekitar 12 tahun tersebut juga tertawa kegirangan sambik meneriakkan ‘Salam dari Binjai’.

Kepala Desa Surabayan, Sunarto membenarkan, jika peristiwa penumbangan puluhan pohon pisang tersebut memang terjadi di desanya. Setidaknya ada 50 pohon pisang milik 5 warga Desa Surabayan yang rusak dan tumbang akibat ulah anak-anak ini. Yakni milik Sunaji, Hariadi, Harto, Kusnan dan milik Sekdes Surabayan, Rendi Hardianto.

“Terjadi di lahan pisang milik 5 warga, pelakunya banyak. Ada 10 orang, bahkan juga ada yang berasal dari luar desa,” sebut Rendi.

Lebih lanjut Rendi menambahkan aksi mereka ini baru diketahui pasca kejadian. Hal itu berawal dari salah satu anak asal Desa Surabayan yang menjadikan aksi pengrusakan itu sebagai status di media sosialnya yang kemudian tersebar dan dikerahui banyak orang.

“Dari sini kemudian desa mencoba mengusut kasus ini,” imbuhnya.

Mendapati kenyataan ini, perangkat Desa Surabayan langsung bertindak mengamankan anak-anak tersebut ke Balai Desa setempat dan mendatangkan orang tua masing-masing, serta para pemilik pohon pisang Untungnya, lanjut Rendi, para korban tidak meminta ganti rugi apapun karena pelakunya masih anak-anak.

“Korbannya tidak tega saat bertemu pelakunya yang masih anak-anak seusia anak SMP. Orang tua mereka juga meminta maaf kepada korban,” sambungnya.

Rendi menjelaskan dari pengakuan anak-anak tersebut, aksi mereka itu terinspirasi dari video yang tengah viral di Tiktok, yakni salam dari Binjai. “Pengakuannya, mereka ingin menirukan aksi video Salam dari Binjai,” ucapnya.

Pasca kejadian ini, pihak desa berharap, kenakalan anak-anak ini tidak terulang lagi di kemudian hari. “Kami meminta agar para orang tua mereka memberikan pengawasan dan pembinaan kepada anak-anaknya. Kami berharap kejadian semacam ini tidak terulang,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait