Mengenal Mobil Berbahan Bakar Angin, Emisi Terbersih

Penampakan mobil berbahan bakar angin (Foto / Istimewa) Penampakan mobil berbahan bakar angin (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Inovasi di bidang otomotif terus bermunculan. Salah satunya yang tidak kalah menarik dan sukses mencuri perhatiaan adalah mobil berbahan bakar angin atau compressed air car yang dikembangkan oleh Zero Pollution Motors. Seperti diketahui bersama, mobil dengan bahan bakar bensin/diesel mengeluarkan emisi yang memprihatinkan bagi lingkungan. Selain itu, saat ini harga minyak bumi semakin mahal dan ketersediaannya mulai menipis.

Zero Pollution Motors pun menciptakan mobil berbahan bakar angin bernama AirPod 2.0 yang lebih ramah lingkungan. Tidak ada pembakaran, hanya mengompresi angin ke dalam tangki, lalu angin dilepaskan yang kemudian dapat menggerakkan piston. Di atas kertas, mobil AirPod 2.0 tidak menghasilkan polusi sama sekali dari knalpotnya.

Tidak ada bahan bakar yang dibakar untuk menggerakkan piston di mesin, jadi ini adalah salah satu mobil dengan emisi terbersih di dunia secara teori. Melansir dari Hot Cars, Selasa 3 Mei 2022, mobil AirPod 2.0 mampu mencapai kecepatan 56km/jam dengan jarak tempuh sekitar 160km per tangki angin. Mobil dapat dibeli dengan harga 10.000 dolar atau sekitar Rp145 jutaan.

Mobil ini pun bisa menjadi alternatif pengganti mobil listrik yang lebih mahal. Mobil berbahan bakar angin sendiri sebenarnya bukanlah hal baru. Beberapa tahun lalu, putra Indonesia bernama Helmi Dja’far yang merupakan seorang dokter juga sukses menghadirkannya dengan fungsi yang sudah berjalan 100 persen.

Baca juga : Perhatikan Kondisi Ban Saat Mudik, 5 Hal Penting Ini Jangan Sampai Terlewat

Mobil buatan Helmi ini memang belum sempurna, terlihat mirip seperti becak dengan dimensi body dan kaki-kaki yang kecil. Namun dengan ukurannya yang mini, mobil mampu melesat hingga 70km/jam dengan jarak tempuh 3km per tabung. Mobil sempat mejeng di Pameran Otomotif Surabaya di Grand City Surabaya pada 2013 lalu.

Dengan bakar angin, mobil digadang-gadang akan tetap bisa digunakan meski sumber minyak bumi sudah habis.


(ADI)

Berita Terkait