Perhatikan Kondisi Ban Saat Mudik, 5 Hal Penting Ini Jangan Sampai Terlewat

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Para pengendara diingatkan untuk mengutamakan keselamatan berkendara. Ini terutama bagi pemudik yang pulang kampung. Salah satu komponen yang harus diperhatikan adalah ban. Di mana ban memiliki fungsi vital terkait dengan akselerasi, performa, keamanan serta kenyamanan kendaraan.

“Ban merupakan salah satu komponen penentu dalam keselamatan berkendara dengan berbagai fungsinya, seperti untuk menahan beban, meredam guncangan, serta menjaga stabilitas kendaraan. Sebab itu, kondisi ban sangat memengaruhi keamanan dan kenyamanan dalam berkendara,” ujar Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, Fachrul Rozi.

Dia pun membagikan lima hal yang harus dipersiapkan para pemudik terkait dengan kondisi ban sebelum melakukan perjalanan.

1. Perhatikan kembang dan tapak ban

Kembangan alur dan ketebalan tapak ban berfungsi menjaga daya cengkram ban saat melaju di jalan raya, terutama saat melaju pada kondisi jalan basah atau hujan. Ban dengan alur kembang yang sudah menipis dan mendekati indikator ketebalan (thread wear indicator/TWI) berpotensi menyebabkan kendaraan tergelincir atau aquaplanning saat melaju pada kondisi permukaan jalan yang basah.

Untuk melihat apakah ban masih memiliki alur kembang yang baik, para pengemudi dapat meraba atau melihat langsung kondisi ban. Panduan indikator ketebalan tapak ban adalah 1,6 milimeter. Artinya jika ketebalan kembang ban sudah menipis sehingga tersisa atau mendekati 1,6 milimeter, maka ban harus diganti.

Baca juga : 7 Hal yang Perlu Diperhatikan Sebelum Mudik dengan Mobil Pribadi

2. Periksa tekanan angin ban

Para pengemudi wajib memeriksa tekanan angin pada ban sebelum melakukan perjalanan jauh. Pastikan tekanan angin sesuai dengan yang direkomendasikan pabrikan mobil yang bisa ditemukan pada pilar pintu mobil sisi pengemudi atau tutup tangki bahan bakar. "Tekanan angin rendah dapat memberikan stres yang berlebih pada bagian dinding ban sehingga dalam jangka panjang dapat menyebabkan pecah ban," kata Fachrul.

3. Beban muatan tidak melebihi batas maksimal

Sering kali para pemudik yang melakukan perjalanan tidak hanya membawa penumpang, tetapi juga berbagai muatan barang untuk dibagikan kepada sanak saudara. Namun, penting bagi para pengemudi untuk memperhatikan batas maksimal beban yang dapat ditanggung oleh kendaraan, agar tidak overweight.

"Jika beban muatan melebihi batas bobot maksimal, akan membuat kendaraan menjadi lebih sulit untuk dikendalikan dan meningkatkan risiko kecelakaan," ujar Fachrul.

4. Pastikan ban serep dalam kondisi siap pakai

Ban serep kerap kali terlewat dari perhatian pengendara pada saat melakukan perawatan kendaraan atau saat menyiapkan kendaraan sebelum melakukan perjalanan jauh. Padahal kondisi ban serep tidak kalah penting dari ban utama yang digunakan. Sebelum mudik dengan kendaraan pribadi, pastikan ban serep dalam kondisi siap pakai.

Artinya, ban memiliki tekanan angin yang sesuai atau sedikit lebih tinggi untuk mengantisipasi adanya penyusutan saat penyimpanan. Selain itu, pastikan pula tidak ada retak pada ban serep, dan ban disimpan dalam keadaan bersih untuk mencegah kerusakan lebih awal.

5. Cek kelayakan pakai dan kondisi ban

Sebelum memulai perjalanan, lakukan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap kondisi ban. Pastikan tidak ada kerusakan, misalnya goresan/keretakan pada dinding ban, benjol, atau tambalan cacing. "Kondisi perawatan atau perbaikan ban yang tidak tepat dapat memicu terjadinya pecah ban saat melaju dengan kecepatan tertentu," katanya.


(ADI)

Berita Terkait