Jelang Idul Adha, Gubernur Khofifah Kawal Distribusi 1.000 Dosis Vaksin PMK di Jatim

Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memantau vaksinasi PMK (Foto / Hum) Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memantau vaksinasi PMK (Foto / Hum)

SIDOARJO : Sebanyak 1.000 dosis vaksin penyakit mulut dan kuku (PMK) didistribusikan ke sejumlah peternak di Jawa Timur. Distribusi vaksin ini dikawal langsung Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa. Hari ini misalnya, Khofifah bersama Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali, meninjau vaksinasi PMK di sentra peternakan sapi di Kecamatan Taman Sidoarjo. Terdapat 30 ekor sapi perah yang disuntik vaksin.

Berdasarkan informasi, dari total vaksin PMK yang diimpor oleh Kementerian Pertanian sebanyak 3 juta dosis, Jawa Timur mendapat kuota sebanyak 1,5 juta dosis. Dari jumlah tesebut sebanyak 10.000 dosis telah masuk ke Indonesia dan 1.000 dosis telah masuk di Jawa Timur pada hari selasa 14 Juni 2022. Selanjutnya langsung didistribusikan ke Kab. Sidoarjo sebanyak 200 dosis dan Pasuruan sebanyak 800 dosis.

Gubernur Khofifah menjelaskan, pemberian vaksin PMK kepada sapi ini membutuhkan tiga kali vaksin. Tahap pertama dilakukan saat ini. Kemudian, tahap kedua dilakukan setelah empat atau enam minggu pemberian vaksin dosis pertama. Sedangkan, tahap ketiga akan diberikan setelah enam bulan pemberian vaksin kedua.

"Vaksin yang dikirim ke Jatim masih minim yakni 1.000 dosis dan baru terpakai sejumlah 200 suntikan. Dalam sekali membuka botol vaksin mampu untuk menyuntik 100 sapi dan harus habis disuntikkan. Saat ini prioritas untuk sapi perah," katanya.

Baca juga : Tilang Sandal Jepit Dipastikan Hoaks, Begini Faktanya

Khofifah menegaskan, prioritas penyuntikan vaksinasi ini diutamakan bagi Sapi Perah mengingat stock yang sangat terbatas. Untuk itu, diharapkan vaksin lokal dari Pusvetma bisa segera rampung pada akhir Bulan Juli atau awal Agustus.

"Kebutuhan vaksin menurut kami sangat emergency sekali. Karena percepatan transmisi penularan PMK sangat cepat. Oleh karena itu, kami harap ada percepatan suplai vaksin dari pemerintah pusat sembari menunggu vaksin lokal dari Pusvetma," jelasnya.

Lebih lanjut disampaikan Khofifah, di berbagai kesempatan bersama Forkopimda dan Bupati/Walikota pada saat Rakor telah ditegaskan bahwa penanganan penyakit PMK ini membutuhkan sinergitas yang kuat sama halnya ketika menangani pandemi covid-19 baik secara vertikal maupun horisontal.

Khofifah melihat, untuk treatment penanganan PMK ini mirip dengan penanganan covid-19. Kemudian proses penyebaran melalui airbone ini yang menjadikan penyebaran virus PMK lenih cepat. Oleh karenanya, ketika jarak jangkau angin kencang penularan bisa sampai jangkauan kilometer.

Maka, langkah terbaik menurut Gubernur Khofifah dalam melakukan pencegahan penularan adalah melakukan proteksi dan isolasi. Proteksi tidak dilakukan pada daerah daerah yang terdampak saja melainkan juga pada daerah yang hewan ternaknya masih terjaga sehat.

"Jadi yang sehat tolong dijaga untuk tidak keluar agar tetap sehat," katanya.

Bedasarkan data dari Disnak Provinsi Jatim jumlah vaksin yang diharapkan akan masuk ke Jatim sebanyak 1,5 juta dosis nantinya akan diprioritaskan untuk seluruh sapi potong dan sapi perah. Selebihnya pada sapi potong dengan pola ring vaksinasi. Vaksinasi hanya dilakukan pada ternak yang masih sehat.

Sedangkan untuk ternak yang sakit menunggu sampai sembuh. Nantinya, untuk melanjutkan program vaksinasi pada ternak di Jawa Timur sebanyak 10,5 juta ekor, baik sapi, kerbau, kambing maupun domba. Selanjutnya kita menunggu vaksin PMK yang diproduksi oleh Pusvetma Surabaya.

 


(ADI)

Berita Terkait