Menantang Maut, Warga Madura Mudik Naik Kapal Kayu

Pemudik asal Madura nekat membawa anaknya naik kapal kayu dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo. (metrotv) Pemudik asal Madura nekat membawa anaknya naik kapal kayu dari Pelabuhan Jangkar, Situbondo. (metrotv)

SITUBONDO: Untuk menghindari petugas penyekatan, puluhan warga Madura nekat mudik lebih awal menggunakan kapal kayu dari Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur.

Selain  menghindari penyekatan larangan mudik, warga Madura ini juga sulit mendapatkan mendapatkan tiket kapal feri akibat membludaknya penumpang tujuan Kepulauan Madura.

Penumpukan penumpang kapal kayu tradisional ini, mulai terlihat di Pelabuhan Jangkar Situbondo, Jawa Timur sejak Senin 3 Mei 2021, dini hari.

Kapal-kapal kayu ini dioperasikan karena terbatasnya jumlah kapal feri yang berangkat menuju Sumenep, Madura, Jawa Timur. Pilihan naik kapal kayu karena penumpang menghindari terlantar di pelabuhan.

Penumpang dan sepeda motor leluasa naik kapal kayu yang seharusnya untuk muatan barang karena tidak ada petugas. Tidak adanya jembatan menuju kapal kayu, membuat para penumpang harus menantang maut dengan meloncat termasuk ibu-ibu yang membawa balita.

Hadari,  salah satu ABK mengaku trayek tujuan Pulau Raas, Sumenep biasanya hanya untuk angkutan barang dan sembako. Namun menjelang lebaran selalu digunakan untuk melayani warga yang tidak terangkut kapal feri.

"Tidak ada himbauan atau larangan dari petugas, tiap lebaran selalu begini," ujarnya.

Para pemudik termasuk anak-anak ini harus berbagai tempat dengan motor, barang di atas kapal tanpa atap dan dinding.  Mereka menantang gelombang selama  4,5 jam  dengan tiket seharga Rp 200 ribu. 


(TOM)

Berita Terkait