Waspada Gelombang Tinggi 4-6 Meter, BMKG : Update Cuaca Sebelum Berlayar

ilustrasi cuaca buruk (Foto / Istimewa) ilustrasi cuaca buruk (Foto / Istimewa)

JAKARTA : Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi gelombang tinggi 4-6 meter saat peralihan cuaca. Sebelumnya, BMKG telah memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih besar dari biasanya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, wilayah yang akan mengalami musim hujan lebih besar, meliputi sebagian Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau bagian selatan, Jawa, Bali-Nusa Tenggara dan Kalimantan Utara.

Kemudian, Kalimantan Timur bagian barat hingga selatan, Sulawesi, Maluku Utara bagian barat, Pulau Seram bagian selatan, dan Papua bagian selatan. “Pada musim peralihan, gelombang tinggi, badai, angin kencang, atau cuaca buruk dapat sewaktu-waktu terjadi. Ketinggian gelombang bisa mencapai kisaran 4 - 6 meter,” ujar Dwikorita, Kamis 23 September 2021.

Baca Juga : Ratusan Tawon Vespa Serang Penghuni Kos di Mojokerto, Petugas Evakuasi 7 Sarang

Dia menuturkan, berdasarkan pemantauan parameter anomali iklim global oleh BMKG dan institusi-institusi internasional lainnya, terdapat indikasi ENSO Netral akan berkembang menjadi La Nina dengan kategori lemah hingga moderat menjelang akhir 2021 hingga awal 2022. “Puncak musim hujan periode 2021/2022 diprediksi terjadi pada Januari dan Februari 2022,” ucapnya.

Selain itu dia juga menjelaskan, Indian Ocean Dipole Mode (IOD) Netral diprediksi bertahan hingga Januari 2022. “Jika La Nina terjadi, akan berdampak pada peningkatan curah hujan di hampir seluruh wilayah Indonesia.Ini juga berdampak pada risiko terjadinya bencana hidrometeorologi,” katanya.

Perubahan cuaca ekstrem jelang masa peralihan, kata dia sangat memengaruhi keselamatan pelayaran perahu nelayan saat mencari ikan. Dia mengimbau kepada nelayan untuk terus memperbarui informasi cuaca sebelum memutuskan berlayar.

“Selain membaca tanda-tanda alam seperti kemunculan awan Cumulonimbus yang berbentuk seperti bunga kol bergulung-gulung, nelayan perlu juga mengakses informasi cuaca real time yang dikeluarkan pemerintah melalui BMKG,” katanya.

 


(ADI)

Berita Terkait