Pemprov Jatim Distribusikan APD ke 479 Desa Wisata

Wisata Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata yang siap beroperasi kembali pada saat new normal (foto/Clicks.id) Wisata Gunung Bromo merupakan salah satu destinasi wisata yang siap beroperasi kembali pada saat new normal (foto/Clicks.id)

SURABAYA : Ribuan alat pelindung diri (APD) didistribusikan ke 479 desa wisata di Jatim. Langkah Pemprov Jatim ini dilakukan untuk mempersiapkan dibukanya kembali wisata-wisata saat new normal diberlakukan. Tujuannya, menjadi pengungkit ekonomi berbasis masyarakat dan kearifan lokal pada masa pandemi.  

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan sebelum dibuka secara bertahap, pihaknya memastikan bahwa setiap destinasi desa wisata sudah memenuhi standar protokol kesehatan di tengah pandemi covid-19. 

"Kita akan memberikan support khususnya dalam hal penegakan protokol kesehatannya. Kita kirimkan thermal gun, face shield dan masker untuk petugas yang berjaga, dan juga fasilitas seperti sarana untuk mencuci tangan, termasuk sanitizer," kata Khofifah, Minggu 5 Juli 2020.

Dia mengatakakan pengiriman bantuan tersebut dikoordinasikan bersama Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim bersama Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jatim dan juga Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim.

"Membuka sektor wisata, dikatakan Khofifah memang tidak bisa dilakukan semerta-merta. Melainkan harus melalui pertimbangan yang matang," terangnya.  

Oleh sebab itu gubernur Jawa Timur telah mengeluarkan SE Gubernur Nomor: 650/28404/118.1/2020, perihal tatanan kenormalan baru sektor pariwisata Jatim dan ditindaklanjuti dengan SK Kadisbudpar Jatim Nomor 556/199/118 5/2020, Tentang Petunjuk Teknis SOP Protokol Kesehatan di Lingkungan Usaha Pariwisata. Penerapan protokol kesehatan untuk diterapkan di sektor pariwisata di era tatanan kehidupan baru di tengah pandemi covid-19. 

Dua surat tersebut diharapkan turut diterapkan di desa wisata. Seperti penegakan protokol kesehatan wajib mengenakan masker baik pengelola dan pengunjung, kemudian adanya batasan pengunjung 50 persen dari kapasitas total destinasi wisata, penerapn physical distancing, hingga pengaturan arus keluar masuk pengunjung di destinasi wisata. 

"Pembukaan destinasi wisata ini ada penilainya, yang terdiri dari gugus tugas, pemkab pemkot dan juga pemprov. Pemkab pemkot nantinya yang akan memberikan izin boleh tidaknya destinasi wisata itu dibuka, dengan tetap ada supervisi dari Pemprov juga. Namun parameternya adalah kesiapan penerapan protokol kesehatan," imbuhnya. 

Lebih lanjut, dalam mempersiapkan pembukaan ulang destinasi wisata khususnya desa wisata di Jatim, maka dalam pekan ini distribusi bantuan alat pelindung diri dan juga perangkat penegakan protokol kesehatan akan segera dilakukan. 

"Distribusi akan dilakukan merata di desa wisata yang sudah dibuka maupun yang persiapan akan dibuka," terangnya. 

Untuk wisata yang saat ini sudah buka, pihaknya akan melakukan pengawasan. Jika penegakan protokol kesehatan tidak dijalankan maka bisa saja destinasi wisata yang sudah dibuka akan ditutup kembali. 

"Pada dasarnya semangat yang ingin kita bangun adalah bagaimana ekonomi tetap berjalan, tapi keamanan masyarakat dari penularan covid-19 tetap bisa terjaga, itulah pentingnya protokol kesehatan," pungkas mantan menteri sosial itu. 


(ADI)

Berita Terkait