Paduan Suara Mahasiswa ITS Juara di Kompetisi Internasional Finlandia

Paduan Suara Mahasiswa ITS. Foto: ITS Paduan Suara Mahasiswa ITS. Foto: ITS

SURABAYA: Tim Paduan Suara Mahasiswa (PSM) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasinya di tingkat internasional. Kali ini, PSM ITS berhasil meraih juara II kategori Mix Youth Choir pada kompetisi Jean Sibelius Festival Choral Competition (JSFCC) 2021 yang diadakan di Finlandia, akhir pekan lalu.

JSFCC merupakan kompetisi paduan suara pertama yang diikuti oleh PSM ITS secara daring. Menurut penuturan Rossa Valentine, Ketua PSM ITS, pada awalnya PSM ITS tidak terpikir untuk mengikuti kompetisi daring. Sebabkan lomba berbentuk live recording cukup riskan dalam persiapannya.

”Biasanya kami hanya mengikuti kegiatan berbentuk konser virtual selama pandemi,” terang Rossa, dalam siaran pers, Sabtu 20 November 2021.

BACA: Wujudkan Mimpi 5 Besar Olimpiade, Menpora Sosialisasi DBON di Jatim

PSM ITS yang terdiri dari 35 orang ini mengikuti kategori Mix Youth Choir untuk usia 16-25 tahun. Dalam kategori tersebut, mereka menyanyikan empat lagu, yaitu Ungewitter dengan komposer Robert Schumann, Io Piango dengan komposer Morten Lauridsen, Birds of Paradise dengan komposer Amilio Fahlevi dan Budi Susanto Yohanes, serta Pesona Alamku dengan komposer Gabriel Denis Devian.

Koreografi yang ditampilkan dalam lagu Birds of Paradise merupakan keunikan tersendiri bagi PSM ITS. Selain itu, ada pula hal menarik dari lagu Pesona Alamku yang ditampilkan. Pasalnya, lagu tersebut merupakan buah karya alumni PSM ITS.

“Ini merupakan hal yang sangat spesial untuk kami bawakan, karena karya asli dari kami sendiri,” ungkap mahasiswi Departemen Teknik Informatika ITS tersebut.

Meskipun ini merupakan kompetisi daring pertama yang diikuti, PMS ITS telah mempersiapkannya sejak tiga bulan sebelum pelaksanaan. Persiapan dimulai dari menentukan program lagu yang dibawakan, proses audisi peserta, hingga latihan komunal sejak dua minggu sebelum kompetisi.

“Dibutuhkan kurang lebih tiga bulan persiapan untuk JSFCC ini,” jelas Rossa.

Di tengah agenda perkuliahan yang masih menjalani sistem hybrid ini, tentu PSM ITS tak luput dari kendala dalam proses persiapannya. Untuk kali pertama, tim PSM ITS melaksanakan latihan menggunakan masker.

  Selain itu, di awal-awal proses latihan, peserta lomba terbagi di tempat latihan daring dan langsung, sehingga proses sinkronisasi latihan juga menjadi tantangan tersendiri.

Namun terlepas dari berbagai kendala, Rossa mewakili tim PSM ITS sangat beryukur dapat membawa gelar juara. Ia berharap ke depannya akan lebih banyak inovasi PSM ITS yang membanggakan. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pihak Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) ITS,Ppembina PSM ITS Dr Ing Ir Bambang Soemardiono, serta konduktor PSM ITS Wasis Setiawan dan Dewi Maya Fitriana.

“Karena dukungan mereka, kami dapat memberikan yang terbaik dalam kompetisi kemarin,” pungkasnya.

 


(TOM)

Berita Terkait