Tradisi Idul Adha di Malang dan Probolinggo, Hewan Kurban Diarak Keliling Sebelum Disembelih

Sejumlah warga mengarak sapi sebelum disembelih di Hari Raya Idul Adha (Foto / Istimewa) Sejumlah warga mengarak sapi sebelum disembelih di Hari Raya Idul Adha (Foto / Istimewa)

MALANG : Kota Malang memiliki tradisi Hari Raya Idul Adha yang ditunggu-tunggu. Salah satunya arak-arakan hewan kurban mengelilingi kampung sebelum disembelih. Hewan kurban jenis sapi dan kambing yang dititipkan di Masjid Noor, Kidul Pasar, Kota Malang, diarak dengan diiringi gema takbir sebagai siar Islam.

Arak-arakan juga dimeriahkan dengan hiasan balon beragam warna dan sejumlah poster dan spanduk. Ketua Panitia Penyembelihan Hewan Kurban Masjid Noor, Sutrisno, tradisi arak-arakan hewan kurban ini sudah puluhan tahun digelar.

"Arak-arakan itu mulai sebelum lahir sudah ada, karena pas saya kecil sudah menyaksikan arak-arakan ini," kata Sutrisno, Kamis 29 Juni 2023.

Dia menyebut, arak-arakan ini digelar sebagai bentuk syiar Islam sekaligus menyemarakkan Idul Adha sebagai lebaran kurban. "Tujuan ini euforia warga sekitar untuk ikut berkurban, juga syiar agama Islam," ujarnya.

baca juga : Mengenal Ater-Ater Ajhem Adhun, Tradisi Khas Masyarakat Bangkalan saat Idul Adha

Adapun pada tahun ini, Masjid Noor menerima titipan hewan kurban dari warga berjumlah 68 ekor kambing serta tiga sapi. Arak-arakan ini pun ditunggu oleh warga setiap tahunnya.

Tak hanya di Malang, tradisi serupa juga dilakukan di Probolinggo. Ratusan warga Kampung Senotono, Kabupaten Probolinggo mengarak hewan kurban keliling kampung sebelum disembelih. Hewan kurban berupa sapi dan kambing diberi kalung bunga dan diberi selimut kain putih, lalu diarak bersama-sama sambil bertakbir.

Tradisi mengarak hewan kurban ini pun berlangsung semarak. Ratusan orang berjalan beriringan sambil memukul tetabuhan dan mengumandangkan takbir. Mengarak hewan kurban ini menjadi tradisi warga Kampung Sentono setiap Idul Adha. Tujuannya, selain syiar Islam juga untuk memeriahkan momen istimewa Hari Raya Kurban.

baca juga : Lomba Nyete, Melukis Batang Rokok dengan Ampas Kopi

Selesai diarak, hewan kurban tersebut kemudian disembelih dan dagingnya dibagikan kepada warga. "Tradisi ini sudah turun temurun warga kampung sentono di setiap Hari Raya Idul Adha. Tradisi ini digelar selepas salat Idul Adha dan diikuti ratusan warga dari berbagai usia," kata salah seorang tokoh warga, Muhamad Holili.

Holili mengatakan, makna hiasan bunga dan kain yakni untuk mempercantik hewan yang akan disembelih. Kegiatan tersebut juga untuk memancing masyarakat agar mau berkurban.


(ADI)

Berita Terkait