Bocah di Sidoarjo Lahir Tanpa Lubang Anus, 2 Tahun Menunggu Tak Kunjung Dioperasi

Kondisi DN, bayi tanpa anus yang menunggu operasi (Foto / Metro TV) Kondisi DN, bayi tanpa anus yang menunggu operasi (Foto / Metro TV)

SIDOARJO : Kondisi kurang beruntung dialami DN (2). Balita dari keluarga kurang mampu di Desa Ketegan Kecamatan Tanggulangin ini lahir tanpa lubang anus. Namun yang memprihatinkan lagi, sudah dua tahun putra pasangan Hafid Nurussoba (41) dan Nurul Hidayati (40) belum juga dioperasi.

Nurul menceritakan DN lahir secara Caesar di RSUD Dr. Soetomo Surabaya pada 10 Januari 2020 lalu. Awalnya, ia dan dokter tidak mengetahui kalau bayinya tidak mempunyai anus. Kondisi itu diketahui beberapa jam setelah DN dilahirkan

"Perawat mengetahui kalau si bayi sempat membuang air besar melalui lubang alat kelaminnya berbarengan dengan buang air kecil," katanya, Senin 17 Januari 2022.

Kemudian, dokter mengambil tindakan dengan melakukan operasi yakni dibuatkan pembuangan air besar di samping perut sebelah kiri. Kemudian DN diperbolehkan pulang pada tanggal 28 Januari 2020. Lalu, kontrol setiap satu Minggu sekali selama tiga kali.

Baca Juga : Santri Bojonegoro Ini Tewas Terjatuh dari Truk di Ngawi Usai Tasnya Dirampas Anak Punk

Setelah kontrol ketiga, pihak rumah sakit mendaftarkan si bayi untuk operasi kedua. Namun hingga 2 tahun, operasi belum juga dilaksanakan. Katanya pihak rumah sakit diundur nunggu giliran. Hingga saat ini DN belum ditangani sama pihak RSUD Dr. Soetomo.

"Selama berada di rumah, saya rutin membawa DN ke posyandu desa hingga sekarang. DN mendapatkan jatah susu protein dari puskesmas hingga sekarang," terangnya.

Namun untuk tindakan penyembuhan si bayi, bidan desa hanya memberikan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) untuk diarahkan ke RSUD Sidoarjo.

“SKTM itu untuk digunakan ke RSUD Sidoarjo, namun tidak ada pengawalan, sehingga saya juga bingung pada waktu itu. Akhirnya saya bersama suami membawa anak ke RSUD Sidoarjo. Setelah sampai disana, kami disarankan untuk ke RSUD Dr. Soetomo Surabaya, karena penanganan operasi awal dilakukan di Surabaya,” kata ibu 3 anak itu.

Nurul berharap agar supaya pemerintah daerah turun tangan mengatasi penyakit yang diderita anaknya. Agar pelaksanaan operasi yang kedua dipercepat, karena sudah 2 tahun ini tidak ada kabar lagi dari pihak terkait dalam hal ini RS Dr. Soetomo


(ADI)

Berita Terkait