Santri Bojonegoro Ini Tewas Terjatuh dari Truk di Ngawi Usai Tasnya Dirampas Anak Punk

M Anik meninggal di lokasi kejadian (Foto / Istimewa) M Anik meninggal di lokasi kejadian (Foto / Istimewa)

NGAWI : Muhammad Anik (17) pemuda asal Desa Bangunrejo, Pamotan, Rembang, Jawa Tengah, tewas terjatuh dari truk yang ditumpanginya. Santri tersebut tengah menempuh perjalanan menuju pondok pesantrennya di Bojonegoro. Korban terjatuh setelah tasnya dirampas oleh anak punk di pertigaan lampu merah, masuk Desa Tawun, Kasreman, Ngawi, Jawa Timur.

Kejadian bermula saat Anik dan dua rekannya Muhammad Falahuddin (18) dan Abdul Salam Ahmad (17) berjalan kaki dari arah Kediri dan hendak kembali ke salah satu pondok pesantren di Bojonegoro tempat mereka menimba ilmu. Mereka lantas memberhentikan dan menumpang sebuah truk yang dikemudikan oleh Muhammad Subkhan (49) warga Payaman, Ngrau, Bojonegoro, Jawa Timur.

Sesampainya di lokasi kejadian, truk tersebut dinaiki oleh dua orang tak dikenal, tepatnya anak punk. Sempat terjadi keributan antara ketiga santri itu dengan dua anak punk tersebut di atas bak truk. Korban dan rekannya mencoba mempertahankan diri saat tas mereka hendak dirampas.

Baca Juga : Duh, Kasus HIV/AIDS Surabaya Tertinggi di Jatim

Namun, karena kehilangan kendali, Anik pun terjatuh dari atas truk yang tengah berjalan. Mengetahui korban meninggal dunia, kedua anak punk sempat mencoba kabur tapi terlebih dulu diamankan petugas dibantu warga.

"Tadi anak punk itu naik. Kami ingin turun. Kemudian kami dipegangi dan dilarang turun oleh mereka. Teman saya terus jatuh. Kami tidak ingin tas kami diambil oleh mereka," kata Muhammad Falahudin, rekan korban.

Terpisah, Muhammad Subkhan, pengemudi truk mengungkapkan kalau ketiga santri tersebut menumpang truknya. Dia juga tahu kalau ada dua anak punk yang naik saat sampai di pertigaan lampu merah. Namun dirinya tak tahu kalau sempat terjadi keributan di bak truknya.

"Saya tahunya anak punk itu lari dan terlihat kabur dari sesuatu. Mereka ternyata mau mengambil barang milik anak-anak santri ini. Mereka kan bawa ponsel dan uang tunai. Ternyata ada yang meninggal. Saya ikut kejar anak punk itu," kata Subkhan.

Sementara, dua orang anak punk atau pengamen itu adalah Mochamad Alwi Shihab (21) dan Wahyu Zatti Muhammad (15). Keduanya berasal dari Sidoarjo, Jawa Timur. Mereka mengaku kalau tak melakukan perampasan tas, melainkan mencoba memegangi korban agar tidak terjatuh.

"Saya tidak tahu kejadiannya bagaimana. Yang narik teman saya. Katanya mau menyelamatkan saja. Saya tidak berani ambil uang, mending saya mengamen," kata Wahyu Zatti Muhammad.

Apapun alasan kedua anak punk tersebut, petugas kepolisian tetap menggelandang mereka ke kantor Satreskrim Polres Ngawi. Sementara, jenazah korban oleh petugas langsung dibawa ke RSUD dr. Soeroto Ngawi. Petugas juga mengamankan truk berikut sopir yang jadi tumpangan korban ke Mapolres Ngawi.


(ADI)

Berita Terkait