Gempa Besar M8,7 dan Tsunami 29 Meter Ancam Jatim

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

JAKARTA : Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mengungkapkan Jawa Timur berpotensi diguncang gempa besar dengan kekuatan Magnitudo 8,7 dan tsunami setinggi 29 meter. Hal itu diketahui setelah BMKG melakukan pemodelan matematika, untuk mengukur potensi besaran gempa dan ketinggian tsunami di wilayah tersebut.

“Dari hasil pemodelan itu ditemukan fakta mengenai tsunami bahwa di wilayah Jawa Timur. Potensi tinggi maksimum tsunami pada seluruh pesisir, ada di Kabupaten Trenggalek dengan kisaran 26-29 meter. Sedangkan, untuk waktu tercepat, tercatat diangka 20-24 menit pada Kabupaten Blitar,” ungkap Kepala BMKG, Dwikorita beberapa waktu lalu.

BMKG juga melakukan pengecekan kesiapan aparat pemerintah daerah setempat untuk skenario jika terjadi gempa M8,7 dan tsunami.“Kami menyusuri pantai mulai Jawa Timur sampai Selat Sunda untuk mengecek. Yang kami khawatirkan, dari catatan sejarah, gempa yang kekuatannya di atas M7 dan skenario terburuk kekuatannya M8,7 ini bisa membangkitkan tsunami,” ujar Dwikorita.

Waspada Cuaca Ekstrem

BMKG memonitor perkembangan bibit siklon tropis (Sistem Depresi Tropis 04W) yang terdeteksi tumbuh pada tanggal 30 Mei 2021, pukul 07.00 wib) di sekitar Samudera Pasifik Barat daya sebelah Timur-Tenggara Filipina (5.9° LU 133.1°BT). Kecepatan angin maksimum di sekitar Sistem Depresi Tropis tersebut (Sistem 04W) mencapai 30 knot (56 km/jam), dan tekanan udara minimumnya mencapai 1004 hPa.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8, teridentifikasi aktivitas awan konvektif yang signifikan dan persisten dalam 6 jam terakhir di sekitar Sistem 04W.

“Pergerakan Sistem 04W menunjukkan ke arah Barat hingga Barat Laut menjauhi wilayah Indonesia dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis,” kata Guswanto dalam keterangannya, Senin 31 Mei 2021.

BMKG juga mengingatkan potensi gelombang tinggi 1-4 meter sepekan ke depan, per 31 Mei hingga 7 Juni 2021 di beberapa wilayah Indonesia. Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto mengungkapkan gelombang tinggi ini salah satunya disebabkan adanya perkembangan bibit siklon tropis (Sistem Depresi Tropis 04W).

 


(ADI)

Berita Terkait