Duh, Bocah SD di Malang Dipalak dan Dikeroyok Kakak Kelas hingga Koma

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

MALANG : Bocah SD di Malang diduga menjadi korban perundungan dan penganiayaan teman sekolah. Korban mengalami luka-luka hingga masuk rumah sakit. Tak hanya dianiaya, korban juga dikabarkan dipalak oleh para pelaku.

Kasus perundungan ini pun sempat viral usai diunggah ke media sosial. Dalam video nampak korban terbaring seperti dalam kondisi tidak sadar diduga koma dan tangan diinfus.

Ayah korban, Edi Subandi mengatakan anaknya yang duduk di kelas 2 SD itu diduga dianiaya oleh 3 sampai 4 orang siswa kelas 6. Padahal saat itu, kondisi korban baru saja sembuh dari penyakit tipus yang diderita. Menurutnya, perundungan itu dilakukan di SDN 1 Jenggolo, tepatnya di depan Bendungan Sengguruh.  

"Saat di parkiran, anak saya diseret tiga atau empat siswa lain, kurang jelas. Yang jelas diseret ke Bendungan Sengguruh di depan sekolah, dianiaya di situ. Ditendang kepalanya, dadanya, sempat sesak napas," kata Edi, Rabu 23 November 2022.  

baca juga : Peredaran Narkoba Jaringan Internasional Dibongkar, Polisi Amankan 35 Kilogram Sabu

Setelah dianiaya, anaknya ditinggal seorang diri di Bendungan Sengguruh. Karena anaknya tak berani menyeberang, hingga akhirnya ditemukan pencari rumput. Dia lalu dibantu diseberangkan untuk kembali ke sekolah mengambil sepeda dan pulang ke rumah.

"Sampai rumah itu menangis, sepadanya dilempar. Tapi tidak berani bilang ke orang tua. Hari Sabtu tidak masuk. Saya tinggal kerja, kemudian dia muntah tidak berhenti-berhenti. Sama kepalanya pusing," ujarnya.

Dia pun sempat berpikir itu karena efek sakit tipusnya yang kambuh. Kemudian anaknya dibawa ke bidan langganan dan dikasih obat, hingga akhirnya satu dua hari mualnya reda.

"Tapi masih pusing. Kemudian tiga hari kemudian pusingnya tidak tertolong, tidak panas. Kemudian langsung kejang. Kita bingung, ini dari lihat seperti orang kesurupan tapi bukan, tapi muntah terus," katanya.

Hasil pemeriksaan rontgen di rumah sakit Ramdani Husada Jatikerto, Kromengan, terdapat memar di bagian dada dan kepala bagian belakang. Bahkan kalau dipegang anaknya mengaku sakit nyeri. Edi tak tahu pasti kenapa anaknya dianiaya, namun diduga sebelum dianiaya, para pelaku memalak korban.

"Belum tahu pastinya. Saya fokus untuk kesembuhan anak saya," pungkasnya.

 


(ADI)

Berita Terkait