Ini Pesan Terakhir Pengajar Ponpes Sebelum Menjadi Korban Kecelakaan Sriwijaya Air

Foto Muhammad dan Minarni bersama kedua anak dan orang tuanya. Pasutri tersebut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (Foto / Metro TV) Foto Muhammad dan Minarni bersama kedua anak dan orang tuanya. Pasutri tersebut menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air (Foto / Metro TV)
PONOROGO : Duka mendalam dirasakan ibu dari pasangan suami istri (pasutri) Muh ammad Nur Kholifatul dan istrinya Minarni. Sebab, setelah kehilangan suaminya, ibu renta itu juga harus kehilangan anak dan menantunya. Muhammad dan Minarni menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

Keluarga masih ingat bagaimana mereka menghibur keluarga sepeninggal ayah mereka di rumahnya Desa Ngabar Kecamatan Siman, Ponorogo. Sebelum terjadi kecelakaan, mereka berpesan agar didoakan supaya selamat melalui WhatsApp.

"Keduanya (Muhammad dan Minarni,red)sempat memberi kabar keluarga bahwa sudah berada di dalam pesawat dan akan segera lepas landas meminta agar didoakan keselamatannya," kata adik korban, Abdul Hanif Majid.

Hanif juga mengatakan mereka menitipkan kedua anaknya saat mereka berada di Kalimantan. Dia menjelaskan, Muhammad dan Minarni merupakan ASN dan juga pengajar di pondok Pesantren Darussalam Sengkubang Mempawah Hilir, kalimantan Barat.

"Sedangkan anaknya di sini. Keduanya laki-laki dan saat ini tengah menempuh studi di pondok Gontor,"terangnya.

Meski dilanda kesedihan yang mendalam, keluarga mengaku ikhlas atas kepergian almarhum dan berharap jasadnya dapat diketemukan.

Hanif manambahkan kedua korban pulang ke Ponorogo karena ayahnya meninggal dunia.

"Setelah beberapa hari di Ponorogo keduanya akhirnya hendak kembali ke kalimantan melalui jalur penerbangan Jakarta-Pontianak," terangnya.  

 

 


(ADI)

Berita Terkait