Merinding, Ini Pesan Terakhir Mulyadi Sebelum Tragedi Sriwijaya Air

Korban pesawat Sriwijaya Air, Mulyadi (kemeja putih) saat menjadi Ketua Umum PB HMI  (Foto / Metro TV) Korban pesawat Sriwijaya Air, Mulyadi (kemeja putih) saat menjadi Ketua Umum PB HMI (Foto / Metro TV)
JEMBER : Ngadi Suwito masih terngiang dengan apa yang dikatakan keponakannya, Mulyadi sebelum tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Warga Dusun Krongkongan, Desa Tegalwangi, Kecamatan Umbulsari, Kabupaten Jember ini mengaku sempat diajak ke Pontianak.

"Tiga hari sebelum tragedi pesawat itu, Mulyadi sempat video call dengan saya. Dia mengajak saya ke rumahnya di Pontianak," kata Suwito.

Bahkan, Mulyadi hendak membelikan tiket pesawat Suwito jika ia mau. Saat itu, Suwito tak menolak jika berkunjung ke Pontianak. Hanya saja, ia mengatakan kepada Mulyadi jika ia tak mau naik pesawat.

"Saya bilang ke Mulyadi, saya mau ke Pontianak kalau naik kapal saja. Soalnya kalau pesawat saya takut jatuh," terangnya.

Lalu, menimpali jawaban Suwito, Mulyadi yang merupakan mantan Ketum PB HMI iti tertawa bahagia. Kemudian berkata, kalau ada pesawat jatuh itu sudah takdir. Kalau digariskan meninggal memang itu sudah takdir.

"Dia (Mulyadi,red) bilang begitu sambil tertawa. Namun saya tak memiliki firasat apa-apa. Tetapi apa yang saya takutkan menimpa keponakan saya," ungkapnya.   

Mulyadi merupakan mantan ketua umum PB HMI, menaiki pesawat Sriwijaya Air SJ182 menuju pontianak,bersama istri, mertua dan asisten rumah tangga.


(ADI)

Berita Terkait