Anak Mengaku Alami Kekerasan Seksual, Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Ilustrasi/Medcom.id Ilustrasi/Medcom.id

Clicks: Orang tua tidak bisa menjamin anaknya terbebas dari segala bentuk hal negatif di luar sana. Lantaran segala kemungkinan bisa terjadi di dunia ini dan tidak ada yang bisa menebak kapan waktunya akan tiba, termasuk kejadian kekerasan seksual.

Perlu diingat, pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini juga harus diwaspadai oleh orang tua. Tak jarang, kasus kekerasan seksual pada anak berawal dari media sosial. Jadi, orang tua harus bisa memantau kegiatan anaknya di dunia digital agar anak tidak berkenalan dan bertemu dengan sembarang orang.

Kekerasan seksual bisa datang dari orang terdekat

Tetapi, bukan berarti ancaman ini hanya terjadi di lingkungan luar, bisa saja kekerasan seksual yang dialami anak malah datang dari lingkaran keluarga atau orang terdekat. Sejumlah kasus kekerasan seksual pada anak yang diinformasikan oleh media bahkan dilakukan oleh keluarga kandungnya sendiri. 

Sayangnya, anak cenderung tidak terbuka ketika ia mengalami kekerasan seksual. Peluang anak membeberkan kejadian itu akan semakin kecil bila pelaku kekerasan seksual berasal dari orang terdekat. 

Meski begitu, anak-anak mungkin memberikan petunjuk yang kurang jelas bahwa sesuatu telah terjadi padanya. Mereka mungkin bingung merangkai kata untuk menjelaskan apa yang dialami olehnya. Sehingga cara orang dewasa menanggapi hal ini menjadi penting untuk memastikan keamanan mereka.

Sikap orang tua usai mengetahui anaknya mengalami kekerasan seksual

Lalu, apa yang harus dilakukan orang tua ketika merasa anaknya telah mengalami kekerasan seksual? Dilansir dari Parentsprotect.co.uk, berikut sikap yang harus ditunjukkan oleh orang tua ketika mengetahui sang anak telah mengalami perlakuan tidak pantas tersebut.

1. Jangan menganggap anak berbohong

Tak jarang, seorang anak akhirnya berani untuk mengungkapkan bahwa dirinya telah mengalami kekerasan seksual. Untuk itu, orang tua harus mempercayai kata-kata anak karena mereka jarang berbohong tentang hal-hal seperti ini. 

Ketika sang anak memberitahukan bahwa pelakunya adalah orang terdekat, mungkin sulit untuk orang tua mempercayai hal itu. Tetapi, perlu diingat tidak mungkin seorang anak dengan sengaja menuduh palsu tentang perilaku seksual orang dewasan terhadap dirinya.

Dibutuhkan keberanian yang luar biasa bagi anak untuk akhirnya membicarakan kekerasan seksual yang dialaminya. Sehingga cobalah untuk lebih percaya kepada mereka dan tidak diperbolehkan membuat cerita mereka menjadi tidak valid.

2. Berikan dukungan

Ketika menghadapi suatu masalah, tentunya seseorang membutuhkan orang lain untuk terus mendukungnya agar bisa segera keluar dari permasalahan yang dialami. Begitu halnya dengan anak, ketika mereka mendapatkan perlakuan seksual dari orang dewasa, mereka harus merasa didukung oleh orang tuanya. Jangan abaikan klaim mereka atau menunda untuk membicarakan hal tersebut.

3. Tetap tenang

Ketika sang anak membicarakan terkait kekerasan seksual yang dialaminya, ada baiknya orang tua tidak marah atau kesal. Tetaplah tenang dan stabil. Jika orang tua marah, anak bisa berpikir bahwa orang tua akan menghukumnya. Hal ini bisa membuat anak merasa takut apalagi jika pelaku sebelumnya telah memperingatkan sang anak untuk tidak memberitahukan kejadian itu kepada siapa pun. Ketika anak takut membuat orang tuanya marah, kemungkinan besar mereka tidak akan mengungkapkannya untuk melindungi orang tua secara emosional.

4. Tunjukkan perhatian

Pastikan anak mengetahui bahwa orang tuanya sangat menyayangi mereka. Dalam kondisi ini, ada baiknya orang tua membuat anak merasa bahwa  ia tidak melakukan kesalahan apa pun. Anak perlu melihat bahwa orang dewasa mempercayai mereka. Jadi, pastikan anak tahu bahwa mereka benar untuk membicarakannya.

5. Hadapi masalah

Ketika anak akhirnya terbuka tentang perlakuan seksual yang dialaminya, orang dewasa harus bisa menghadapi masalah dengan baik. Orang tua harus melindungi anak dengan segala cara dan meminta pertanggungjawaban secara tepat pada pelaku kekerasan seksual tersebut.

6. Belajar dari pengalaman

Apabila anak terlanjur mengalami kekerasan seksual, orang tua harus membuat pencegahan ke depannya. Hal ini dilakukan agar insiden itu tidak terjadi lagi di kemudian hari serta untuk melindungi anak dari bahaya lebih lanjut. Jadi, buatlah rencana keamanan keluarga.

Baca juga: Bisa Meracuni Kesehatan Mental, Ini Ciri-ciri Toxic Friend yang Harus Diwaspadai

7. Cari bantuan

Setelah mengalami kekerasan seksual, tentunya insiden itu akan mempengaruhi anak secara psikis. Carilah bantuan dari para profesional untuk memandu anak kalian menuju penyembuhan.

8. Jangan putus asa

Sangat sulit memang menerima kenyataan bahwa orang yang kita sayangi mendapatkan perlakuan yang tidak pantas dari orang lain. Tetapi, bukan berarti anak tidak dapat pulih dari kekerasan seksual yang dialaminya. Banyak cara yang bisa dilakukan agar anak bisa kembali seperti sedia kala. Tetaplah semangat dan jangan menyerah untuk mendorong anak agar segera pulih dari trauma yang dialaminya.


(SYI)

Berita Terkait