Kisah Kalung Fatima dan Pria Tua

Ilustrasi Ilustrasi

CLICKS.ID: Suatu hari, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam didekati seorang lelaki tua. Dia memberitahunya bahwa dia telah melakukan perjalanan jauh dan sangat membutuhkan makanan dan pakaian.

Sayangnya, Rasulullah tidak punya apa-apa untuk diberikan dan kemudian menyuruhnya pergi ke rumah putrinya,  Sayyidah Fatimah. Padahal, sudah tiga hari sejak Fatimah dan keluarganya tidak makan apa-apa.

Awalnya, Fatiman hanya bisa memberi lelaki tua itu kulit yang dia gunakan untuk menutupi anak laki-lakinya. Tapi lelaki tua itu menolaknya, karena kulit tidak akan membantu rasa laparnya.

Maka Fatimah melepaskan kalungnya, dia memberikannya kepadanya dan berkata bahwa itu akan menjadi solusi untuk masalahnya.

Orang tua itu kembali ke Rasulullah dan mengatakan kepadanya bahwa Fatimah memberinya kalungnya, Rasulullah menangis mendengar kemurahan hati putri kesayangannya.

BACA: Nisfu Syaban dan Amalannya

Ammar bin Yasir yang tadinya menonton langsung meminta izin untuk membeli kalung tersebut kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam. Rasulullah mengizinkannya untuk membelinya dan mengatakan kepadanya siapa pun yang membeli kalung itu akan diselamatkan dari api neraka.

Ammar Ibn Yasir menanyakan harganya kepada lelaki tua itu dan dia menjawab bahwa dia membutuhkan makanan berupa roti dan daging, baju Yaman untuk menutupi tubuhnya dan untuk menunaikan salatnya, dan juga uang yang cukup untuk kembali ke keluarganya. Ammar kemudian memberinya semua barang yang dia minta dan juga menambahkan 20 dinar, 200 dirham, dan juga memberinya seekor kuda untuk dibawa pulang.

Orang tua itu dipenuhi dengan kebahagiaan, dia mengangkat tangannya dan berdoa untuk Sayyida Fatimah, yang telah membantunya memecahkan masalahnya.

Ammar kemudian menyerahkan kalung itu kepada seorang budak laki-laki dan menyuruhnya untuk memberikan kalung itu dan dirinya sendiri sebagai hadiah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.

Namun, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam menyuruhnya pergi ke rumah Sayyida Fatimah. Fatimah mengambil kalung itu dan membebaskan bocah itu. Anak laki-laki itu merasakan begitu banyak kegembiraan.

Dia berkata bahwa dia terkesan dengan banyaknya kebaikan yang terkandung di dalam kalung itu. Itu memberi makan orang lapar, memberi pakaian kepada orang telanjang, memuaskan orang miskin, dan membebaskan seorang budak, dan kembali ke pemiliknya yang sebenarnya.

 


(TOM)

Berita Terkait