Ancaman Mobil Jepang, 2 Raksasa China Chery dan BYD Masuk Pasar Indonesia

Mobil BYD asal China siap bersaing di Indonesia (Foto / Istimewa) Mobil BYD asal China siap bersaing di Indonesia (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Dua raksasa otomotif China, Chery dan BYD bakal memanaskan pasar otomotif Indonesia pada 2022. Ini diyakini bakal menjadi ancaman bagi mobil Jepang yang selama ini menguasai pasar Tanah Air lebih dari 50 dekade. Sebelumnya, pabrikan China lainnya yang sudah lebih dulu masuk pasar Indonesia, yaitu Wuling, DFSK dan MG.

Mereka menjadi kuda hitam dengan menghadirkan berbagai teknologi dan fitur-fitur terbaru pada jajaran mobilnya. Bahkan, Wuling kini masuk jajaran mobil terlaris. Kehadiran Chery dan BYD ini diungkap Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara. Dalam outlook 2021, jika dijumlah total akan ada lima mobil China yang tembus pasar Indonesia, yaitu Wuling, DFSK, MG, Chery dan BYD.

"Hingga saat ini yang sudah siap adalah Chery dan satu lagi BYD. Mereka sudah ada pembicaraan sebelumnya," ujarnya dalam diskusi yang diadakan Forum Wartawan Otomotif (Forwot), belum lama ini.

Baca Juga : Viral Pemotor Tabrak Ferrari Usai Terobos Lampu Merah, Warganet : Auto Gak Makan 5 Tahun

Dia menuturkan Chery diproyeksikan akan lebih banyak bermain di segmen sport utility vehicle (SUV). Sementara BYD berfokus pada mobil listrik. "Chery dan BYD sudah memiliki niat yang bulat masuk ke Indonesia untuk produksi," kata Kukuh.

Gaikindo menilai pasar otomotif Indonesia sangat potensial. Ini dapat dilihat rasio kepemilikan mobil di Indonesia masih rendah dibandingkan negara lain di Asia Tenggara, yakni rata-rata 99 unit per 1.000 penduduk. "Masih relatif kecil, kita masih jauh di bawah negara-negara tetangga. Perlu dicatat Indonesia dengan 270 juta penduduk kalau dibandingkan dengan Malaysia berada di kisaran 28 atau 29 juta, rasio kepemilikikan mobilnya sudah mencapai lebih 490 unit per 1.000 penduduk," katanya.

Kemudian, lanjut Kukuh, Thailand dengan penduduk di 70 jutaan rasio kepemilikannya sudah di 275 unit mobil per 1.000 orang. "Inilah potensi yang perlu kita jaga karena di kawasan ASEAN sepertiga pasar kendaraan adanya di Indonesia, sehingga beberapa negara sekarang ini mulai melirik ke selatan istilahnya. Jadi kalau mau mencari pertumbuhan bergeraklah ke arah selatan kalau melihat dari utara," katanya.

Berdasarkan data, Indonesia juga memiliki jalan terpanjang di kawasan ASEAN, yakni 950.974 km. Sementara Filipina hanya 217.456 km, Vietnam 199.567 km, dan Thailand 180.053 km. "Tentu ini membutuhkan alat transportasi untuk mobilitas masyarakat," ujar Kukuh.

 


(ADI)

Berita Terkait