10 Ilmuwan Ini Meregang Nyawa Karena Penemuannya

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Beberapa ilmuwan ini meninggal karena penemuannya. Ilmuwan sering kali harus melakukan berbagai percobaan untuk menguji kebenaran teori atau penemuan mereka, bahkan dalam beberapa kasus mereka mengujinya sendiri. Namun, tidak semua ilmuwan beruntung dalam upaya tersebut. Ternyata, ada beberapa ilmuwan yang kehilangan nyawa mereka akibat penemuan mereka sendiri.

Berikut ini adalah beberapa ilmuwan yang meninggal karena hasil temuannya, yang dirangkum dari berbagai sumber :

1. Marie Curie (penemu radium)

Pada awal abad ke-20, radium dianggap lebih berharga daripada emas atau platinum. Radium, atau radon yang dicampur dengan air, diyakini memiliki keajaiban untuk meningkatkan umur manusia. Marie Curie, seorang ilmuwan, bersama suaminya Pierre, menemukan radium.

Curie mencatat sejarah sebagai individu pertama yang memperoleh dua penghargaan Nobel di bidang fisika dan kimia. Curie dan suaminya melakukan penelitian tentang terapi radiasi. Paparan radiasi yang terus-menerus menyebabkan Curie menderita leukemia dan akhirnya meninggal pada tahun 1934.

2. Max Valier (Mobil Roket)

Max Valier dikenal sebagai pelopor mobil roket di dunia, yang menjadi awal dari Formula Satu (F1). Pada tanggal 25 Januari 1930, ia melakukan uji coba pertama dengan roket berbahan bakar cair. Hasilnya cukup baik, meskipun belum sempurna.

Valier kembali melakukan eksperimen dengan Valier-Heylandt Rak 7, sebuah mobil roket yang menggunakan bahan bakar cair pada 19 April 1930. Sebulan kemudian, pada tanggal 17 Mei 1930, Valier melakukan uji coba kembali, kali ini dengan bahan bakar alkohol. Sayangnya, mobil roket meledak dan sang pionir tewas seketika.

3. Henry Fleuss (Daur Ulang Oksigen)

Pada tahun 1876, seorang ilmuwan asal Inggris yang bernama Henry Fleuss berhasil menciptakan sebuah mesin yang dapat mendaur ulang oksigen. Model yang digunakan adalah model tertutup. Alat ini menggunakan oksigen terkompresi, bukan udara terkompresi.

Awalnya, mesin ini digunakan untuk perbaikan pintu besi dalam kapal. Kemudian, Fleuss memutuskan untuk menggunakan perangkat tersebut dalam kegiatan menyelam di bawah air dengan kedalaman 30 kaki. Sayangnya, dia meninggal karena keracunan oksigen murni. Ya, oksigen dapat menjadi racun ketika berada di bawah tekanan yang melebihi batas.

baca juga : 6 Eksperimen Terlama di Dunia hingga Masuk Rekor Guinness Book

4. Franz Reichelt (Parasut)

Franz Reichelt dilahirkan pada tahun 1879 di Wina dan kemudian pindah ke Paris pada tahun 1898. Ia dikenal sebagai seorang penjahit Prancis yang dianggap sebagai penemu pakaian parasut. Desain pertamanya memiliki berat sekitar 70 kg dan kemudian dia menguranginya menjadi kurang dari 25 kg.

Pada tanggal 4 Februari 1912, dia melompat dari Menara Eiffel untuk menguji desainnya. Dia memutuskan untuk melompat dari dek pertama menara dengan ketinggian lebih dari 57 meter. Namun, sayangnya parasutnya tidak membuka dan dia tewas karena jatuh.

5. William Bullock (Mesin Cetak Putar)

William Bullock dilahirkan di New York pada tahun 1813. Ia merupakan penemu mesin cetak putar, yang bekerja dengan mengompres kertas secara terus-menerus dengan memutar rol. Legenda yang berkembang menyebutkan bahwa suatu hari tubuh Bullock secara tidak sengaja terjepit oleh mesin ciptaannya tersebut. Akibatnya, kakinya mengalami luka.

Pada saat itu, Bullock berusia 54 tahun, dan ia mengalami infeksi yang kemudian berujung pada kematiannya karena kerusakan pada kakinya.

6. Horace Lawson Hunley (Kapal Selam)

Hunley adalah seorang legislator, pengacara, dan insinyur kelautan yang bekerja untuk tentara Konfederasi Amerika Serikat. Penemuan terkenalnya adalah kapal selam, yang digunakan pada masa Perang Saudara. Pada saat itu, penemuan Hunley belum memiliki standar keamanan yang memadai.

Dari sembilan awak kapal selam pada misi penyelaman pertama, lima di antaranya meninggal dunia. Pada tanggal 15 Oktober 1863, Hunley ikut serta dalam uji coba kedua di Charleston Harbor. Pada uji coba tersebut, semua kru kapal selam, termasuk Hunley, meninggal dunia.

baca juga : 10 Hewan dengan Durasi Umur Terlama di Bumi, Bahkan Berpotensi Hidup Selamanya

7. Otto Lilienthal (Pelopor Penerbangan)

Otto Lilienthal dilahirkan pada tanggal 23 Mei 1848 di Jerman. Ia dianggap sebagai pelopor penerbangan dan dikenal sebagai "Raja Glider". Otto melakukan penelitian tentang banyak jenis burung, terutama bangau, untuk mempelajari struktur aerodinamis sayap yang ia temukan. Ia berhasil melaksanakan lebih dari 2000 penerbangan menggunakan glider.

Pada tanggal 9 Agustus 1896, ia mulai menguji glidernya. Pada percobaan keempat, glider mengalami masalah yang menyebabkannya jatuh dari ketinggian sekitar 15 meter dan mengakibatkan kematian Otto Lilienthal.

8. Michael Dacre (Pesawat)

Pada tanggal 16 Agustus 2009, pendiri jetpod, Michael Dacre, sedang melakukan uji terbang pertama dari ciptaannya sendiri. Pada percobaan take-off keempat, taksi udara tersebut mengalami hambatan dan jatuh, yang mengakibatkan kematian Michael Dacre.

9. Valerian Abakovsky (Aerowagon)

Valerian Abakovsky dilahirkan pada tanggal 5 Oktober 1895 di Riga, Uni Soviet (sekarang Belarus). Ia terkenal sebagai penemu Aerowagon, suatu jenis mobil rel berkecepatan tinggi yang dilengkapi dengan mesin pesawat terbang. Aerowagon awalnya dirancang untuk mengangkut pasukan Tentara Merah Soviet.

Pada tanggal 24 Juli 1921, enam pejabat, termasuk Abakovsky, tewas dalam perjalanan pulang dari Tula ke Moskow ketika aerowagon yang mereka naiki keluar dari rel dengan kecepatan tinggi.

baca juga : 34 Juta Data Paspor Indonesia Diduga Bocor, Dijual di Dark Web Rp150 Juta

10. Alexander Bogdanov Alexander (Awet Muda)

Bogdanov adalah seorang dokter, ekonom, penulis fiksi ilmiah, filsuf dan revolusioner asal Rusia. Bogdanov memiliki obsesi yang besar untuk menemukan cara agar bisa awet muda. Hal ini mendorongnya untuk melakukan uji coba transfusi darah. Uji coba transfusi darah yang dilakukan oleh Bogdanov terbukti sukses.

Ia telah melakukan 11 kali transfusi darah. Namun sayangnya, uji coba transfusi darah yang dilakukan oleh Bogdanov tidak disertai dengan pemeriksaan kesehatan yang memadai. Bogdanov kembali melakukan transfusi darah dari seseorang yang menderita TBC dan malaria pada tahun 1928. Akibatnya, Bogdanov meninggal dunia dalam waktu singkat setelah tertular penyakit tersebut.

 


(ADI)

Berita Terkait