Membanggakan, Dosen Unusa Achmad Syafiuddin Masuk Daftar Ilmuan Top Dunia

Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Achmad Syafiuddin, masuk dalam daftar ilmuwan top dunia (Foto / Metro TV) Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Achmad Syafiuddin, masuk dalam daftar ilmuwan top dunia (Foto / Metro TV)

SURABAYA : Dosen Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (UNUSA), Achmad Syafiuddin, masuk dalam daftar ilmuwan top dunia. Dosen Prodi Kesehatah ini berada di berada pada urutan ke 18 berdasarkan ranking all citation atau urutan ke 26 berdasarkan self-citation excluded. Daftar tersebut rilis lembaga penerbit tingkat dunia yang mengelola Scopus, Elsevier.

Scopus merupakan salah satu data center atau database sitasi dan literasi jurnal ilmiah bereputasi yang sekarang menjadi salah satu rujukan Diktiristek untuk pemeringkatan institusi dan peneliti di Indonesia. Rilis resmi tersebut oleh Elsevier dapat dibaca di http://doi.org/10.17632/btchxktzyw.3.  Ini berdasarkan single year impact menggunakan beberapa indicator atau composite indicators seperti sitasi, h-index, co-authorship dan beberapa indikator lainnya.

Syafiudin mengungkapkan, dirinya termasuk yang paling junior dari deretan 58 ilmuwan asal Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut. "Karena yang masuk daftar di sana adalah para ilmuwan senior dari beberapa kampus ternama di Indonesia," kata doktor lulusan dari Universitas Teknologi Malaysia (UTM) ini.

Baca Juga : Guru Besar Kedokteran Unusa : Pandemi Covid-19 Bikin Kita Dilema

Syafiuddin yang sekarang juga menjabat sebagai Ketua LPPM UNUSA ini menduga, tercatatnya dirinya dalam daftar tersebut karena ia fokus menerbitkan artikel di jurnal jurnal internasional bereputasi dan berimpak tinggi. Selain itu, ada salah satu tulisannya yang terbit di Journal of the Chinese Chemical Society, Wiley yang dinobatkan sebagai artikel yang paling banyak disitasi di jurnal bergengsi tersebut.

"Saya banyak meneliti tentang kesehatan lingkungan, khususnya di bioremediasi polusi air yang memfokuskan pada penggunaan bahan-bahan alami dalam upaya mengurangi kandungan polusi di dalam air," kata penerima beasiswa Bidik Misi tahun 2010.

 


(ADI)

Berita Terkait