Mahasiswa ITS Rancang Robot Penghancur Sampah Laut, Namanya IMAN

Desain robot penghancur sampah laut (IMAN) karya mahasiswa ITS (Foto / Istimewa) Desain robot penghancur sampah laut (IMAN) karya mahasiswa ITS (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang robot penghancur sampah lautan. Inovasi robot otomotis ini menggabungkan teknologi superfluid dan internet of things (IoT) bertajuk Integrated Machinery Plastic Waste Cleanser (IMAN) sebagai metode baru memerangi sampah plastik di lautan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat sepanjang 2020 terdapat sekitar setengah juta ton sampah plastik berada di laut Indonesia, sehingga menjadikan Indonesia sebagai kontributor sampah plastik ke laut terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. "IMAN diharapkan mampu menjawab permasalahan tersebut,” kata Farhan Fadlurrahman Sutrisno, ketua tim mahasiswa.

Dia melanjutkan, IMAN merupakan robot pencari dan penghancur sampah plastik di lautan yang dirancang terintegrasi oleh IoT. "IMAN dapat memudahkan dekomposisi sampah plastik tanpa harus dikumpulkan dan dipindahkan ke suatu tempat," kata mahasiswa Departemen Teknik Mesin ini.

Baca Juga : Intip Spesifikasi Ban Mobil Listrik Pertama

Farhan menjelaskan, IMAN dilengkapi dengan camera processing yang berguna untuk mencari dan mengidentifikasi jenis-jenis sampah saat beroperasi di lautan. Ketika benda asing yang terdeteksi sebagai sampah plastik, mulut robot akan terbuka secara otomatis dan sampah akan dibawa masuk oleh conveyor robot untuk diproses lebih lanjut.

"Pada conveyor terdapat penyaring, sehingga air tidak turut serta masuk ke dalam robot," kata Farhan.

Sampah kemudian akan masuk ke dalam tabung khusus dan didekomposisi memanfaatkan fluida superkritis hidrogen oksida (H2O). Proses dekomposisi dilakukan di suhu 373 derajat celcius dan tekanan 22 Mega Pascal, sehingga sampah plastik akan langsung terdekomposisi saat dialiri fluida superkritis H2O.

"Beberapa sampah plastik akan meninggalkan residu, namun dapat digunakan kembali sebagai plastik daur ulang," katanya.

Robot yang dirancang dengan dimensi 6,5 x 2,5 x 3,8 meter ini juga memanfaatkan panel surya sebagai suplai tenaga listrik. Dipaparkan oleh Farhan bahwa IMAN mampu bertahan hingga delapan jam operasional tergantung dengan intensitas pemrosesan sampah plastik yang dilakukan.

"Untuk memproses satu kilogram sampah dibutuhkan waktu tiga hingga enam menit dengan efektivitas mencapai 95,6 persen,” kata pemuda kelahiran Depok 2002 in

 


(ADI)

Berita Terkait