HIPMI Banyuwangi Bedah Ribuan Rumah Tak Layak Huni dengan Teknologi Risha

Peletakan batu pertama bedah rumah warga oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi) Peletakan batu pertama bedah rumah warga oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani. (ANTARA/HO-Humas Pemkab Banyuwangi)

Clicks.id: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Banyuwangi, Jawa Timur, menggelar program bedah rumah tak layak huni milik warga kurang mampu. Bedah rumah dilakukan dengan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha). 

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengapresiasi dukungan HIPMI. Menurutnya, bedah rumah dapat turut mengurangi kemiskinan dan menggerakan ekonomi masyarakat. 

“Penanganan kemiskinan tidak bisa dilakukan sendiri, harus gotong royong oleh banyak pihak," ujar Ipuk, seperti dikutip dari laman Antaranews.com, 4 Juli 2022.

Ipak juga menilai positif pemilihan teknologi Risha untuk merenovasi rumah. Tidak hanya memperbaiki rumah, namun sisi kesehatan lingkungan penghuni rumah juga diperhatikan.

"Sederhana tapi sehat. Jadi, tidak hanya sekadar memperbaiki, namun hal-hal lainnya seperti sanitasi, sirkulasi udara, penyediaan air bersih, dan lainnya juga diperhatikan," beber Ipuk.

BACA: Soal Kemiskinan di Jatim, Surya Paloh Puji Khofifah

Ketua HIPMI Banyuwangi, Dede Abdul Ghany mengatakan pembangunan rumah dengan teknologi Risha sesuai dengan yang dikembangkan oleh Litbang Kementerian PUPR.

"Dengan kualitas bangunan lebih baik, kami berharap bisa bermanfaat bagi warga yang mendapatkan," kata Dede.

Teknologi Risha sendiri merupakan perwujudan sebuah rumah dengan desain modular. Konsep pembangunan rumah dengan membagi sistem menjadi bagian-bagian kecil (modul), dengan ukuran yang efisien agar dapat dirakit menjadi sejumlah besar produk yang berbeda-beda.

Desain bangunan rumah dengan sistem modular ini dapat diubah-ubah atau dikembangkan sesuai keinginan atau kebutuhan dari penghuninya. Pembangunan rumah sederhana tersebut juga tidak memakan banyak waktu serta memiliki kemampuan tahan gempa.

Sementara itu, program bedah rumah sudah dilakukan pemerintah kabupaten sejak 2015. Sebanyak 1.500 rumah tak layak huni akan diperbaiki tahun ini. Untuk skema pembiayaan akan dilakukan dengan skema gotong royong banyak pihak.


(UWA)

Berita Terkait