Proyek Hunian Tetap Korban Erupsi Semeru Ditargetkan Selesai 11 Juni 2022

Hunian sementera korban erupsi Semeru sudah ditempati (Foto / Istimewa) Hunian sementera korban erupsi Semeru sudah ditempati (Foto / Istimewa)

LUMAJANG : Target pembangunan Hunian Tetap (Huntap) bagi korban erupsi Gunung Semeru akan selesai pada 11 Juni 2022. Huntap akan dibangun sebanyak 1.951 unit. Dari jumlah itu, yang selesai dibangun sebanyak 1.887 unit, lalu yang masih proses pembangunan sebanyak 64 unit.

"Nantinya pembangunan huntap ditargetkan selesai pada 11 Juni 2022 dengan mengerahkan 2.000 tenaga kerja," kata Wakil Gubernur Jatim, Emil Dardak Elistianto saat mendampingi Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin meninjau progres pembangunan Hunian Sementara (Huntara) dan Huntap bagi korban erupsi Gunung Semeru di Desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Kamis 2 Juni 2022.

Menurut Emil, luas lahan untuk proyek huntap yang berada di desa Sumber Mujur, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang mencapai 81,55 hektare. Masing-masing huntap dibangun dengan luas tanah 10x14 meter persegi berukuran 6x6 meter persegi.

"Di dalam rumah tersebut terdapat satu kamar utama/tamu, dua kamar tidur, satu toilet dan teras depan," kata Emil.

Mengenai desain dan spesifikasi teknis huntap, Emil mengaku, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggunakan konsep bulid back better atau konsep rumah tahan gempa sistem teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (RISHA).

"Saat ini, sebanyak 130 unit huntara dan huntap telah dihuni 32 KK yang berasal dari balai desa," imbuhnya.

Baca juga : Tak Terima Diumpat, Pemuda Jombang Tebas Tetangga dengan Pedang

Lebih lanjut, untuk huntara yang dibangun sebanyak 1.951. Rinciannya, huntara selesai dibangun 437 unit, proses pembangunan 452 unit dan yang belum dibangun sebanyak 1.062 unit. "Nantinya, huntara akan dibangun oleh Kepala BNPB bersama Pemkab Lumajang," tandas Emil.

Sementara itu, Wapres Ma'ruf Amin mengatakan, ke depan akan diusahakan setiap warga yang menempati huntap memperoleh sertifikat rumah. Dengan demikian, dia mengingatkan untuk tidak menjual rumah tersebut.

"Saya pesan, jangan sampai menjual rumahnya karena suasana di sini nyaman dan membuat betah. Jadi tidak mustahil melihat suasana yang enak dan nyaman maka dijual. Ini suatu hal yang kita syukuri bersama," katanya.

Di sela-sela peninjauan huntap dan huntara, terlihat raut wajah penyintas erupsi gunung Semeru semringah. Mereka lega setelah beberapa bulan tinggal di pengungsian, kini mereka bisa menempati huntap seperti yang dirasakan pasangan Junaedi (40) dan Tika (27).

"Senang di sini daripada di tempat pengungsian, panas. Setelah ada di sini kami bersyukur karena ada fasilitas kursi, kasur dan peralatan dapur tersedia di sini. Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Pak Wapres karena mau menjenguk kami di sini," kata Tika.

Tika memberi saran kepada pemerintah daerah agar ke depan menyediakan fasilitas layanan kesehatan dan fasilitas pendidikan terdekat bagi penduduk yang sudah dan akan menempati huntap.

"Jarak huntara ke sekolah 5 kilometer, jarak huntara ke Puskesmas 15 km. Jadi, warga meminta agar disediakan fasilitas kesehatan dan sekolah terdekat dari hunian tetap yang baru kami tinggali," kata Tika.


(ADI)

Berita Terkait