Ini Strategi Khofifah Kendalikan Penyebaran Covid-19 di Jatim

ilustrasi/medcom.id ilustrasi/medcom.id

SURABAYA : Salah satu action plan yang disiapkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yakni membentuk Tim Gabungan  Forkopimda Jawa Timur dan Gugus tugas Surabaya Raya. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengintensifkan koordinasi dalam sinergi, kolaborasi dan evaluasi. 

“Sesuai arahan pak Presiden kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri, maka dengan dibentuknya Tim Gabungan Surabaya Raya ini nantinya akan bisa dilakukan sharing sumber daya dan komitmen yang terukur,” terang Khofifah.

Action plan selanjutnya dengan terus memasifkan tes, pelacakan, isolasi hingga treatment dengan jumlah yang lebih  banyak. Salah satunya yaitu dengan menerjunkan Tim Gabungan Covid-19 Hunter Dinkes lokal khususnya di klaster utama Surabaya Raya untuk melakukan testing dan isolasi massif. Kemudian tracing minimal 20 orang per kasus positif.  Tak hanya itu, penyediaan ruang isolasi yang lebih besar supaya isolasi menjadi nyaman, dalam hal ini keberadaan RS Darurat bisa dioptimalkan.

“Beban RS juga harus dievaluasi dan relaksasi, pasien ringan harus benar-benar dipisahkan. Terapi harus selalu update dengan para pakar,” imbuh orang nomor satu di Pemprov Jatim ini.

Menurutnya, saat ini mesin PCR  yang ada di Jawa Timur kapasitas totalnya 2.250 tes per hari dan dalam seminggu tesnya mencapai 13.500 specimen. Minggu depan rencananya akan dimaksimalkan lagi dengan tambahan mesin PCR serta reagen sesuai kebutuhan. 

"Terkait prakondisi memasuki new normal kami melakukan kordinasi ulang dengan tim gugus tugas provinsi dan tiga kabupaten kota. Kami mempertimbangkan tetap menutup dulu aktivitas di level krusial seperti bioskop, studio atau taman hiburan indoor," terangnya.

Selain itu, pihaknya juga membuat zonasi tiap kecamatan berdasarkan 15 indikator epidemilogi dan tidak bisa asal membuka aktivitas. Hal ini untuk meluaskan sosialisasi protokol kesehatan kepada masyarakat dengan melibatkan ulama, tokoh agama, tokoh masyarakat, influencer, dan pelaku usaha dan elemen strategis lainnya.  

"Terutama pemakaian masker dan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir. Sistem support dan insentif juga perlu disediakan untuk industri masker maupun media supaya masyarakat terbiasa menggunakan masker," tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga menegaskan pentingnya rencana untuk membendung rumah sakit yang overload yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas yang dapat menyebabkan meningkatnya kematian. Disamping itu juga rencana untuk memberikan relaksasi bagi tenaga kesehatan yang sudah mulai exhausted dalam promotif, preventif, kuratif dan tracing. 

“Pada saat yang sama kami juga harus terus melakukan intervensi  dampak sosial ekonomi akibat covid-19. Karenanya, bantuan dan support dari pemerintah pusat masih sangat kami butuhkan,” pungkasnya.
 


(ADI)

Berita Terkait