Bangkit dari Pandemi, Destinasi Wisata di Banyuwangi Layani Pembelian Tiket Daring

Aplikasi Banyuwangi Tourism (foto/istimewa) Aplikasi Banyuwangi Tourism (foto/istimewa)

BANYUWANGI : Menyambut new nomal dari pandemi, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus mematangkan skenario di sektor pariwisata. Pemerintah menyiapkan instrumen teknologi untuk mendukung penerapan protokol kesehatan di bidang pariwisata. Yakni menyediakan pembelian tiket secara daring. 

"Nanti semua beli dan bayar tiket lewat online. Di aplikasi ada pilihan jam berkunjung, misalnya, mau ke destinasi A silakan pilih pagi, siang atau sore. Setiap waktu ada kapasitasnya, diatur kuotanya untuk jaga jarak. Kalau di destinasi A sudah terdaftar 100 wisatawan untuk hari Minggu jam 07:00-10:00 WIB, misalnya, kalau ada orang ke-101 mau pesan tiket, otomatis tertolak," ungkap Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas

Menurut dia, kapasitas pengunjung tempat wisata di Banyuwangi akan dikurangi dibanding masa sebelum pandemi covid-19.

"Kalau dulu sebelum pandemi, misalnya sehari menampung seribu wisatawan, sekarang harus dikurangi setengahnya. Itu pun harus diatur jam-jamnya di aplikasi," katanya.

Anas menjelaskan bahwa upaya mendorong penerapan teknologi untuk menyambut normal baru pariwisata merupakan wujud komitmen Banyuwangi dalam melayani para pelaku pariwisata dan wisatawan.

"Kita ingin pelaku pariwisata dan wisatawan sama-sama senang dan tetap sehat dalam menjalankan aktivitasnya di Banyuwangi," tuturnya.

Saat ini, Pemkab Banyuwangi juga terus melakukan sertifikasi protokol covid-19 di semua hotel, homestay, destinasi, kafe, restoran, hingga sentra kuliner rakyat. Pelaku usaha yang telah lolos uji protokol kesehatan akan mendapat sertifikat normal baru.

"Demikian pula pemandu wisata ada uji kompetensi protokol kesehatan, karena ke depan SDM pariwisata bukan hanya harus ramah dan kompeten, tapi juga bergaya hidup sehat dan memahami protokol A sampai Z agar semua tetap bersih, aman, sehat dan nyaman," paparnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi MY Bramuda mengemukakan tidak hanya destinasi, atraksi wisata seni-budaya juga diatur sedemikian rupa menggunakan teknologi untuk mendukung protokol kesehatan.

Misalnya, lanjut dia, ada atraksi Tari Gandrung di Taman Gandrung Terakota, ketika kuota terpenuhi, wisatawan tak akan lagi bisa memesan tiket.

"Bahkan, agar lebih menarik, kami sedang mengatur seperti bioskop. Bisa juga pilih tempat melihat atraksinya, bisa di depan, agak ke atas sedikit, di belakang dan seterusnya. Itu semua pesan lewat online. Tapi, tentu tidak semua atraksi bisa diatur seperti ini. Ini khusus untuk atraksi terjadwal dengan amfiteater yang representatif," paparnya


(ADI)

Berita Terkait