Telaga Sarangan Terancam Tercemar Limbah Rumah Tangga

Telaga Sarangan Magetan terancam tercemar limbah rumah tangga (Foto / Metro TV) Telaga Sarangan Magetan terancam tercemar limbah rumah tangga (Foto / Metro TV)

MAGETAN : Wisata primadona di Magetan terancam tercemar. Terbukti, masih ada warga setempat yang membuang limbah rumah tangga ke dalam telaga. Terlihat saluran air comberan itu masuk ke Telaga Berjuluk Telaga Pasir itu. Tak hanya satu, tapi ada dua titik.

Dua lokasi yang diduga jadi sumber aliran air comberan tersebut yakni di depan warung Tenda Biru, kebetulan di sampingnya terdapat toilet umum. Kemudian, di satu lokasi lain yakni di Depan Warung Mbok Tho, berikut dengan penginapan Madu Laras. Namun, belum bisa dipastikan kalau air comberan memang berasal dari dua lokasi tersebut.

Namun, warga tidak ada satupun warga yang mau berkomentar terkait hal tersebut. Mereka beralasan kalau mereka tak memiliki kapasitas dalam menjelaskan alasan mereka membuang sampah. Mereka menolak diwawancara.

Baca Juga : Hapus Peredaran Uang, Lapas Sidoarjo Terapkan Alat Pembayaran Non Tunai

Namun, warga pendatang yang datang baik sekadar berkuliner di kawasan Telaga Sarangan lantas mengeluhkan pembungan limbah tersebut ke telaga. Mereka menilai kalau itu akan mengurangi estetika Sarangan jika pembuangna limbah tetap dilakukan dalam jangka panjang.

"Karena selain berdampak pada kualitas air, nanti takuktnya ikan dewa yang pernah disebar Bupati Suprawoto jadi mati karena air makin tercemar akibat limbah rumah tangga," kata Putri Eprilianti, warga Madiun.

Wanita 25 tahun itu kebetulan pergi ke Sarangan untuk mengunjungi salah satu rumah makan langganannya. Berikut mampir sebentar ke Telaga Sarangan yang masih tutup aktivitas wisatanya itu. Meski begitu, dia sempat mencium bau tak sedap. Dan setelah dicari asal bau, ternyata ada saluran air comberan yang mengalir ke telaga.

"Saya tidak menyangka ada yang mengalirkan air comberan ke telaga. Saya baru lihat kali ini. Saya jadi ragu, apakah kualitas air di Sarangan benar-benar bagus atau tidak. Karena ini masih berlokasi di dataran tinggi, sampai di bawah sana bagaimana kualitasnya," katanya


(ADI)