Kisah Ipul, Bocah Pemulung Yatim Jadi Juara Karate Se-Malang Raya

Wali Kota Malang, Sutiaji, mengundang Ipul dan ibunya, Kamis 16 September 2021 Wali Kota Malang, Sutiaji, mengundang Ipul dan ibunya, Kamis 16 September 2021
MALANG: Terlahir sebagai anak pemulung dan yatim, tidak membuat Aditya Saiful Anam berkecil hati. Siswa kelas VI SDN 2 Jenggolo, Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur itu berhasil mengukir prestasi. Jadi juara Karate se-Malang Raya.

Kisah Ipul meraih gelar juara karete baru-baru ini viral di media sosial. Bocah 12 tahun itu bersama ibunya mengayuh sepeda dari rumah ke lokasi lomba karate se-Malang Raya sejauh 30 kilometer.

Video perjuangan seorang ibu dan anak saat mengayuh sepeda dengan membawa piala usai meraih kemenangan itu membuat bangga sekaligus mengiris hati para nitizen.

Ipul sendiri merupakan seorang anak yatim dan ibunya, Sulastri, bekerja sebagai pemulung. Namun, keterbatasan, tidak menjadi penghalang baginya untuk terus berprestasi.

BACA:  Jenuh Menganggur, Ibu di Pasuruan Sukses Budidaya 50 Jenis Anggur

Pada, Kamis 16 September 2021, Wali Kota Malang, Sutiaji, mengundang Ipul untuk bertemu langsung dengannya. Saat bertemu, Sutiaji langsung menyambut kedatangan Ipul yang ditemani oleh ibunya.

“Terus bersemangat, nak, untuk meraih prestasi. Jangan hanya berhenti di sini, terus berlatih agar bisa mendapat juara-juara karate lainnya,” kata Sutiaji menyemangati.

“Kami support kesungguhan pelatihnya, kesungguhan anaknya. Ini bisa menjadi contoh bagi yang lain. Kalau kemauan tinggi tentu hasil yang diinginkan bisa tercapai,” imbuhnya.

Sutiaji mengabulkan keinginan Ipul untuk melengkapi tempat latihan karatenya dengan matras. Selain itu, Sutiaji juga memberikan santunan yang berasal dari Baznas Kota Malang.

“Ini kami memberikan apresiasi karena adik ini memiliki prestasi. Dengan harapan apresiasi ini dapat memompa semangatnya untuk terus meraih juara,” tambah Sutiaji.

Sementara itu, kepada wartawan, ibu dari Ipul, Sulastri, mengaku anaknya bercita-cita menjadi seorang polisi. Sebab, sebelumnya, Ipul pernah dirawat oleh anggota polisi.

"Sebetulnya dia ingin jadi polisi dan ingin meneruskan (profesi) yang telah merawat dia," ujar Sulastri.

Sulastri menceritakan, Ipul sejak kecil hidup sederhana. Ipul juga sering membantu ibunya memungut rongsokan atau barang bekas.

"Sejak bayi memang sudah sering diajak mencari rongsokan. Masih bayi, usia 5 bulanan," kenangnya.

Sebelumnya, Polres Malang memberikan bantuan sosial kepada Ipul pada Rabu 15 September 2021. Mereka memberikan sembako dan uang pembinaan kepada Aditya.

Kapolsek Kepanjen, AKP Sri Widyawati, mengatakan bantuan tersebut diberikan sebagai langkah kepedulian terhadap generasi muda berprestasi yang memiliki potensi.

"Bantuan ini adalah amanah dari Bapak Kapolres untuk membantu keluarga Adek Aditya yang ibunya sehari-hari bekerja sebagai pemulung. Semoga bantuan ini bisa membantu meringankan beban keluarga Aditya," katanya.

Melihat kondisi kediaman Aditya, Sri mengaku bakal mendorong untuk melakukan bedah rumah, bekerjasama dengan Baznas Kabupaten Malang. Pasalnya, selain kediamannya yang sudah tidak layak huni, Ayah bocah kelas 6 Sekolah Dasar itu juga sudah meninggal dunia.

"Sudah saya komunikasikan dengan Baznas Kabupaten Malang untuk segera merealisasikan bedah rumah Aditya," bebernya.

 


(TOM)