Tradisi Sanggring Gresik, Sudah Berjalan 490 Tahun

Proses pembuatan kolak ayam Gresik (Foto / Metro TV) Proses pembuatan kolak ayam Gresik (Foto / Metro TV)

GRESIK : Setiap daerah memiliki adat turun temurun. Salah satunya di Gresik. Tradisi sanggring atau lebih dikenal dengan nama kolak ayam di Desa Gumeno, Kecamatan Manyar, Gresik, sudah berjalan 490 tahun. Budaya ini diwariskan oleh Sunan Dalem anak Sunan Giri.

Dalam sejarahnya, Sunan Dalem mendadak mengungsi ke Desa Gumeno karena diserang oleh Raja Sengguruh dari Malang Selatan. Saat mengungsi di Desa Gumeno, Sunan Dalam tiba-tiba menderita sakit yang sulit disembuhkan. Melalui petunjuk dari mimpi dirinya diminta memakan menu sanggring, atau kolak ayam.

Sedangkan sanggring sendiri, artinya berasal dari sang atau raja. Sementara kata gring atau sakit. Bila diartikan semua raja yang sakit. Atas izin Allah SWT, Sunan Dalem bisa sembuh kembali usai memakan kolak ayam.

Sebagai wujud rasa syukurnya, dirinya meminta agar santri laki-laki memasak menu kolak ayam. Mereka juga diminta mencari ayam jago agar bisa dimasak dicampur santan kelapa, gula jawa, bawang daun dan jinten. Wasiat Sunan Dalam itu, hingga saat ini diwariskan secara turun-menurun. Agar setiap malam 23 Bulan Ramadan, santri dan masyarakat Desa Gumeno terutama laki-laki memasak sanggring atau kolak ayam.

Setelah sempat terhenti selama hampir dua tahun akibat pandemi covid-19. Tradisi tersebut, tahun ini digelar kembali dengan tetap mengkedepankan protokol kesehatan. Kolak ayam tahun ini agak berbeda. Porsinya lebih banyak 3.000 porsi. Ribuan porsi itu, menghabiskan 250 ekor ayam kampung, 750 butir kelapa, 750 kilogram gula jawa, dua kuintal bawang daun dan 50 kilogram jinten.

Baca juga : Cemburu, Suami di Lamongan Lempar Piring hingga Sundut Rokok Istrinya

Menurut Didik Wahyudi (65) salah satu tokoh masyarakat Desa Gumeno menuturkan, proses memasak kolak ayam dilakukan sejak pagi. Uniknya, juru masaknya tidak boleh perempuan melainkan laki-laki. Hal ini sesuai dengan titah atau petunjuk Sunan Dalem.

“Dipilihnya ayam jantan kampung, waktu itu Sunan Dalem memang meminta agar santri menggunakan bahan itu sebagai menu kolak ayam,” ujarnya.

Namun saat ini lanjut dia, warga kesulitan mencari ayam jantan. Pasalnya, ayam dibutuhkan ratusan ekor. Akhirnya, diputuskan menggunakan ayam betina yang terpenting ayam kampung. Sementara itu, ribuan warga dari berbagai daerah. Diantaranya, Surabaya, Sidoarjo dan Jombang, serta Lamongan memadati Masjid di Desa Gumeno untuk menikmati kolak ayam gratis sewaktu berbuka puasa.

“Saya penasaran dengan kolak ayam ini. Ternyata rasanya manis, gurih, dan rempah jintennya sangat terasa,” ungkap Arina warga asal Jombang.

Sementara Bupati Gresik Fandi Akhma Yani menyatakan kolak ayam merupakan tradisi peninggalan Sunan Dalem yang harus dilestarikan karena diyakini bisa menjadi obat. “Aroma rempahnya sangat terasa, ditambah rasanya manis dan gurih. Ini yang membedakan dengan menu lainnya berbahan dasar ayam,” pungkasnya.


(ADI)

Berita Terkait