Dua Terdakwa Tragedi Kanjuruhan Divonis Ringan, Jaksa Banding

Sidang Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya (Foto / Istimewa) Sidang Tragedi Kanjuruhan di Pengadilan Negeri Surabaya (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Tinggi (Kejati) Jawa Timur (Jatim) menyatakan banding atas vonis dua terdakwa Tragedi Kanjuruhan. Mereka adalah Security Officer Arema FC Suko Sutrisno dan Panpel Arema FC Abdul Haris. Langkah hukum ini diambil karena vonis kedua terdakwa terlalu ringan.

JPU Hary Basuki menyatakan, Tim JPU saat ini masih bekerja untuk menyusun memori banding. Meski begitu, pihaknya belum bersedia mengungkap apa yang menjadi pertimbangan dan alasan JPU mengajukan banding tersebut.

"Saya meminta masyarakat menunggu dan melihatnya sendiri melalui laman SIPP (Sistem Informasi Penelusuran Perkara) PN Surabaya," katanya, Rabu 15 Maret 2023.

Vonis Suko Sutrisno dan Abdul Haris jauh dibawah tuntutan JPU yang meminta agar kedua terdakwa dipenjara selama 6 tahun 8 bulan penjara. Menurut hakim, terdakwa karena kesalahan atau kealpaannya mengakibatkan matinya orang lain dan karena kealpaannya mengakibatkan orang lain menderita luka berat, serta karena kealpaannya mengakibatkan orang lain menderita luka-luka.

baca juga : Korban Wahyu Kenzo, Polisi : Terverifikasi 1.412 Laporan

Putusan hakim tersebut mempertimbangkan hal yang memberatkan dan meringankan. Hal yang memberatkan, perbuatan terdakwa mengakibatkan 135 orang meninggal, 24 orang mengalami luka berat dan 623 orang luka-luka. Perbuatan terdakwa menimbulkan duka yang mendalam bagi keluarga korban yang meninggal.

Perbuatan terdakwa juga menimbulkan trauma yang mendalam dan berkelanjutan bagi para korban untuk menyaksikan pertandingan sepak bola di stadion Kanjuruhan. Perbuatan terdakwa menimbulkan stigma negatif terhadap persepakbolaan Indonesia.

Diketahui, Security Officer Arema FC Suko Sutrisno divonis 1 tahun penjara. Sedangkan Panpel Arema FC Abdul Haris divonis 1 tahun 6 bulan penjara. Majelis hakim PN Surabaya menyatakan perbuatan kedua terdakwa terbukti melanggar Pasal 359 KUHP dan kedua pasal 360 ayat 1 KUHP, dan ketiga pasal 360 ayat 2 KUHP atau kedua pasal 103 ayat (1) jo pasal 52 UU Nomor 11 Tahun 2022 tentang Keolahragaan.

 


(ADI)