Terus Bertambah, Kasus Baru Covid-19 di Bangkalan Tertinggi di Jatim

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Kasus baru covid-19 di Bangkalan terus bertambah. Berdasarkan Data Dinas Kominfo Jatim jumlah kasus baru di Bangkalan saat ini sebanyak 75 kasus baru, tertinggi di Jatim. Sehingga total akumulasi kasus menjadi 2.054 Tertinggi kedua yakni Kota Surabaya dengan 32 kasus dan Kabupaten Madiun 26 kasus baru.

Untuk jumlah kasus penambahan baru di Jatim sebanyak 425 kasus. Sehingga total kasus covid-19 di Jatim 157.842 kasus. Jumlah yang sembuh total 143.867 kasus dan meninggal dunia 11.689 kasus. Sementara itu, jumlah yang sembuh di Bangkalan bertambah 5 orang. Sehingga jumlah total yang sembuh sebanyak 1.526 pasien. Untuk yang meninggal dunia bertambah 8 orang. Sehingga total meninggal 200 orang. Sedangkan kasus aktif sebanyak 328 kasus.

"Kabupaten Bangkalan menjadi perhatian khusus. Pada Sabtu lalu, masih peringkat 15-an kasus terbanyak. Sekarang melonjak, dan jadi daerah dengan kasus aktif terbanyak," kata Juru Bicara Satgas Percepatan Penanganan covid-19 Jatim dr Makhyan Jibril, Jumat 11 Juni 2021.

BACA JUGA : 4 Napiter Lapas Madiun Ikrar Setia NKRI

Sementara itu, Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur (Jatim) menilai, penyekatan di jalur Jembatan Suramadu, baik sisi Madura maupun Surabaya, efektif dalam menekan laju penularan covid-19.

Menurut pembina pengurus daerah Persakmi Jatim, Estiningtyas Nugraheni, lonjakan kasus Covid-19 di Kabupaten Bangkalan saat ini sangat berpengaruh terhadap kondisi di Kota Surabaya. Hal terlihat dari tingkat keterisian bed rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di beberapa rumah sakit atau Ruang isolasi di Surabaya yang mengalami kenaikan, di antaranya di Asrama Haji Sukolilo dan Rumah Sakit Lapangan Indrapura (RSLI).

"Keputusan pemerintah menyekat jalur Suramadu sudah sangat tepat dan itu paling efektif menekan laju pandemi," katanya.

Lonjakan kasus covid-19 di Bangkalan mempengaruhi kenaikan kasus di Surabaya yang cukup signifikan. Sejak adanya peningkatan kasus di Bangkalan pada tiga minggu pascaLebaran, kemudian di Surabaya ikut naik sampai di atas 50 persen.

"Terdapat faktor lain yang mempengaruhi peningkatan kasus di Surabaya yakni tingginya mobilitas masyarakat. Termasuk banyak warga luar daerah yang setiap hari bekerja di Surabaya," katanya.

 


(ADI)

Berita Terkait