Tak Disangka, Ternyata Ramuan Jamu Indonesia Tercatat di Relief Candi Borobudur

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Jamu merupakan salah satu minuman tradisional yang memiliki banyak khasiat untuk kesehatan. Apalagi Indonesia dikaruniai dengan beranekaragam rempah dan herbal hingga diekspor ke mancanegara. Tak heran Indonesia memiliki ramuan herbal yang lebih dikenal sebagai jamu yang diwariskan secara turun-temurun dari nenek moyang untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit, atau menjaga kesehatan dan imunitas tubuh.

Merangkum dari unggahan badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), @bpom_ri, jamu secara turun-temurun telah terbukti secara empiris membantu memelihara kesehatan dan kebugaran masyarakat Indonesia sejak ribuan tahun silam. Pengobatan dan pemeliharaan kesehatan menggunakan jamu tetap lestari hingga sekarang. Bahkan, seiring dengan perkembangan zaman, jamu saat ini telah mengalami transformasi.

Pensaran apa saja fakta-fakta terkait jamu yang ada di Indonesia? Berikut ulasannya dirangkum Rabu 5 Januari 2022.

Baca Juga : 3 Alasan Mobil Indonesia Gunakan Setir Kanan

1. Indonesia merupakan salah satu negara megabiodiversitas, yang memiliki sekira 33 ribu spesies tanaman yang berpotensi menjadi bahan obat tradisional atau jamu.

2. Tradisi minum jamu di Indonesia sudah ada sejak 1.300 masehi untuk menjaga kesehatan juga sebagai terapi pengobatan.

3. Indonesia memiliki berbagai ramuan jamu dari berbagai spesies tanaman obat yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

4. Beberapa ramuan jamu Indonesia tercatat di beberapa relief candi dan kitab-kitab kuno, seperti Relief Candi Borobudur, Kitab Serat Chentini, Kitab Tibb, dan Buku Jampi.

Jamu zaman sekarang juga telah mengalami beberapa perkembangan yang sangat signifikan. Berikut perbandingan jamu Indonesia tempo dulu dengan masa kini:

Tempo dulu

1. Formulasi berbasis empiris (Sudah dipergunakan secara turun-temurun).
2. Dibuat secara manual melalui penggerusan dan perebusan.
3. Rasanya yang pahit dan tidak enak.
4. Dijual secara keliling atau jamu gendong dan warung kaki lima.
5. Bentuknya serbuk seduhan atau cairan.
6. Kemasan sederhana dan terkesan kuno.
7. Dikenal sebagai minuman orangtua.

Masa kini

1. Formula berbasis empiris dan atau penelitian.
2. Pengolahannya menggunakan teknologi.
3. Memiliki berbagai varian rasa.
4. Dapat diperoleh secara online bahkan saat ini sudah ada kafe jamu.
5. Bentuknya kapsul, tablet, pil, bahkan permen.
6. Dikemas dengan menarik dan kekinian.
7. Dikonsumsi oleh berbagai generasi.

 


(ADI)

Berita Terkait