Serbu Musuh, 425 Prajurit Arhanud Tembakkan Rudal dan Meriam di Lumajang

Peluncuran rudal dalam latihan  Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Terintegrasi TA 2021 yang digelar Pussenarhanud Kodiklatad (Foto / Istimewa) Peluncuran rudal dalam latihan Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Terintegrasi TA 2021 yang digelar Pussenarhanud Kodiklatad (Foto / Istimewa)

LUMAJANG : Tanah Lumajang dikuasasi musuh. Ratusan prajurit Artileri Pertahanan Udara (Arhanud) TNI AD mendatangi Desa Pandanwangi, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Rudal canggih dan meriam pun ditembakkan ke musuh dan sasaran. Kawasan itu pun berubah menjadi membara, medan perang rudal dan meriam.  

Rudal-rudal yang ditembakkan itu antara lain Mistral (Atlas dan MPCV), Starstreak jenis Lightweight Multiple Launcher (LML) dan Multi Mission System (MMS). Pasukan Arhanud juga melontarkan meriam kaliber 20 mm Rheinmetal, 23 mm/Zur, 40 mm/L70 dan 57 mm.

Apa yang terjadi?

Serbuan itu merupakan bagian dari Latihan Menembak Senjata Berat (Latbakjatrat) Terintegrasi TA 2021 yang digelar Pussenarhanud Kodiklatad. Latihan yang berlangsung dari 31 Mei-6 Juni 2021 di Lapangan Tembak Air Weapon Range (AWR) Lumajang itu diikuti 425 prajurit dari seluruh Satuan Jajaran Arhanud TNI AD.

Pussenarharud menyatakan, Perang Armenia dan Azerbaijan maupun serangan roket Hamas terhadap Iron Dome Israel cukup memberikan gambaran perang yang terjadi pada saat ini dan masa depan. Pertempuran itu juga seakan menabiskan peribahasa latin Si Vis Pacem Parabellum yang berarti "jika kamu mendambakan perdamaian, maka bersiap-siaplah untuk berperang".

"Perkembangan lingkungan strategis khususnya hakekat ancaman yang menggunakan wahana udara tersebut mengharuskan Arhanud TNI AD untuk senantiasa meningkatkan profesionalismenya,” kata Pussearhanud dalam keterangan tertulis, Rabu 4 Juni 2021.

Latihan dipimpin Komandan Pusat Kesenjataan Arhanud Kodiklatad Mayjen TNI Nisan Setiadi. Latihan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme Prajurit Arhanud dalam mengawaki Alutsista Arhanud serta melatihkan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman udara saat ini. Untuk itu latihan disimulasikan dalam suatu skenario pertempuran baik pada siang maupun malam hari untuk memberikan gambaran kepada prajurit sesuai dengan tugas pokok Arhanud sebagai pengawal udara NKRI.

Komandan Kodiklatad TNI AD Letjen TNI AM Putranto memberikan apresiasi serta kebanggannya terhadap pelaksanaan latihan kali ini. Menurut dia, latihan menembak senjata berat terintegrasi kali ini hasilnya sudah jauh lebih meningkat dibandingkan tahun lalu. Kelebihan latihan saat ini yaitu telah dintegrasikan dengan Kohanudnas TNI AU.

“Pertahanan udara merupakan hal yang paling penting di Indonesia. Kita sudah punya radar dengan kemampuan jangkauan 250 km yang merupakan inisasi atau pengadaan yang digagas dari Bapak Kasad sekarang. Secara bertahap akan terus ditingkatkan kemampuan dan daya jangkauannya untuk mendukung tugas pokok TNI AD," kata Putranto.

Direktur Pembinaan Latihan Pussenarhanud Kolonel Arh Blasius Popylus selaku Komandan Latihan menjelaskan, latihan ini mengerahkan rudal-rudal canggih dan berbagai jenis meriam yang dimiliki satuan Arhanud TNI AD di seluruh Indonesia. Menurut dia, untuk memberikan gambaran realisme latihan secara utuh tentang fungsi Arhanud maka dilaksanakan integrasi dengan TNI AU khususnya Komando Pertahanan Udara Nasional berupa penggelaran Central Monitoring and Observation Vehicle (CMOV) serta pengerahan 2 pesawat tempur jenis Super Tocano. Keberadaan serta manuver dua pesawat tersebut mampu ditangkap oleh Radar CM 200 (Shikra) dan Radar MCP.

Pesawat udara musuh disimulasikan dengan menggunakan sasaran target drone berupa banshee maupun aeromodelling elektrik. Kemunculan ancaman udara tersebut akan ditindaklanjuti dengan prosedur pengendalian operasi Arhanud yaitu pencarian (detection), pengenalan (identification), penjejakan (tracking), penghancuran (destruction).

Selanjutnya Satuan Tembak Arhanud yang menerima perintah melakukan penembakan menggunakan meriam maupun rudal untuk menghancurkan sasaran sampai hancur berkeping-keping. Berbagai inovasi juga dikembangkan dalam latihan ini berupa aplikasi sistem Mata Komando yang dapat memonitor secara live streaming pelaksanaan kegiatan satuan mulai dari pergeseran pasukan dari home base Satuan sampai Daerah Latihan Pandanwangi serta mekanisme jalannya latihan.

Tidak hanya itu, Pratu Teguh Septiawan berhasil menciptakan alat ATLAS Monitoring Firing Unit yang dapat diaplikasikan untuk Rudal Mistral. Selain latihan menghadapi musuh, dilaksanakan penembakan kehormatan oleh Dankodiklatad beserta para tamu undangan yang hadir serta penyematan brevet master gunner.

Prajurit Arhanud juga melaksanakan kegiatan bakti sosial berupa pemberian bantuan dana untuk pembangunan Masjid Baitul Kamal di Desa Pronojiwo, pemberian sembako kepada masyarakat sekitar, bantuan keramik untuk masjid setempat, kantor desa, sekolah dan pondok pesantren.

 


(ADI)