6 Sanksi Tewasnya Siswa SMK Dianiaya Teman Sekelas Diperiksa Polisi

Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo. ANTARA/HO-Polres Jember Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo. ANTARA/HO-Polres Jember

JEMBER: Polres Jember memeriksa enam saksi terkait tewasnya seorang pelajar yang dianiaya sesama temannya saat pergantian jam pelajaran di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Jember, Jawa Timur.

"Ada enam saksi yang sudah dimintai keterangan oleh penyidik dan semuanya adalah siswa yang melihat kejadian itu," kata Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo di Jember, Kamis, 25 Agustus 2022.

Seorang siswa SMKN 2 Jember kelas X berinisial MR, 16, menganiaya temannya berinisial RP, 16, hingga tersungkur pada Selasa, 23 Agustus. Kemudian korban dibantu teman-temannya dibawa ke Unit Kesehatan Sekolah (UKS) dan akhirnya dirujuk ke Rumah Sakit Daerah dr Soebandi Jember. Nyawa korban tak tertolong dan meninggal di rumah sakit.

BACA: Ini Motif Penganiayaan yang Tewaskan Pelajar SMKN 2 Jember

"Kami sudah mengamankan terduga pelaku, namun kami masih belum menetapkan tersangka karena masih akan dilakukan gelar perkara terlebih dahulu," tuturnya.

Ia menjelaskan polisi akan merilis perkembangan kasus tersebut setelah dilakukan gelar perkara karena penyidik masih memeriksa saksi-saksi dan mengumpulkan barang bukti.

"Dalam waktu dekat nanti akan kami rilis perkembangan terbaru terkait kasus pelajar yang menendang temannya hingga menyebabkan kematian," katanya.

Hery menegaskan kasus ini murni dilatarbelakangi masalah pribadi dan tidak ada kaitannya dengan perguruan silat manapun.

Kasus tersebut ditangani oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Jember karena pelaku masih anak di bawah umur. Informasi yang dihimpun di lapangan, pelaku menendang korban hingga meninggal karena rasa cemburu setelah kekasihnya sempat digoda oleh korban.

Sementara itu, suasana di SMKN 2 Jember pascakejadian insiden tersebut terpantau kondusif, kemudian kegiatan belajar dan mengajar (KBM) juga berjalan seperti biasanya karena pihak sekolah berharap tidak ada trauma di kalangan siswa.

 


(TOM)

Berita Terkait