Rahmania dan kedua anaknya pergi berangkat dari Jakarta ke Pontianak untuk menyusul suaminya yang menjadi anggota TNI dan bertugas disana.
Nanik mengaku ia baru 3 hari lalu berada di Jakarta bersama anak dan kedua cucunya. Ia memutuskan lebih dulu pulang ke Pare, lantaran mendengar Jakarta hendak diberlakukan PSBB.
"Setelah dua hari di rumah, saya sempat menanyakan kepada mereka kapan pulang ke Pontianak. Setelah itu, saya ditunjukkan hasil swab anak, kedua cucu dan pembantunya. Semuanya negatif," ujar Nanik sambil terus menangis.
Ia terakhir kontak dengan Rahmania Sabtu siang jam 14.00 WIB. Saat itu, mereka sudah berada di bandara Cengkarang karena pesawatnya delay. Mereka berada di ruang tunggu bandara. Rahmania juga sempat mengirimkan foto anak-anaknya.
"Namun setelah pukul 15.00 saya mencoba menghubungi lagi mereka,namun handphone anaknya sudah tidak bisa dihubungi," ungkapnya.
Nanik lantas mencoba kontak dengan menantunya kolonel Ahmad Khaidir yang bertugas sebagai Kadislog Lanuf Supadio Pontianak. Namun dijawab oleh Ahmad Khaidir jika pesawat yang ditumpangi anaknya hilang kontak.
"Dia (Ahmad,red) menelpon sambil menangis. Saya tanya ada apa, lalu dia menjelaskan jika pesawatnya hilang kontak. Astaghfirullah," tangis Nanik pecah.
Seperti diketahui, jika pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak dan dikabarkan jatuh di sekitar pulau laki kepulauan seribu Sabtu 9 Januari 2021. Hingga kini, keluarga terus berharap pesawat dapat ditemukan dan seluruh penumpang selamat.
(ADI)