Dokter Puskesmas Lamongan Ciptakan Infus Digital, Apa Gunanya?

Monitoring infus berbasis internet bisa menekan  resko tenaga medis tertular covid-19. (metrotv) Monitoring infus berbasis internet bisa menekan resko tenaga medis tertular covid-19. (metrotv)

LAMONGAN:  Prihatin dengan tingginya angka kematian tenaga medis akibat terpapar covid- 19, seorang dokter dan staf  Puskesmas di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur  menciptakan alat monitoring infus digital.  Alat ini  bisa mengurangi kontak langsung tenaga medis dengan pasien suspek.  

Alat monitor infus yang dipadukan dengan internet of medical things ini dibuat oleh dr. Arif Cholifaurrohman beserta stafnya Ahmad Cholifa Fahruddin, dokter dan juga staf di Puskesmas Sekaran,  Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. 

“Penyusunan alat ini sebagai bentuk keprihatinan terhadap tingginya angka kematian tenaga medis di Indonesia akibat ikut terjangkit covid -19 yang jumlahnya mencapai 6,5 persen dan menjadi jumlah tertinggi di dunia, “ ucap dr. Arif Cholifaurrohman. 

Dengan terpasangnya alat di botol infus ini, lanjut Arif,  maka tenaga medis bisa memantau hanya lewat aplikasi secara online. Setiap tetesan infus akan terpantau bahkan jika cairan obat yang dicampurkan juga akan terdeteksi jika jumlahnya kurang atau bahkan kelebihan. 

“Selain alat akan berbunyi, laporan juga akan dikirim melalui aplikasi online sehingga tenaga kesehatan tidak harus memantau secara manual yang bisa berdampak pada lamanya interaksi tenaga medis dengan pasien suspek covid –19, “ jelasnya. 

Untuk membuat satu alat ini,  tim inovator hanya Cuma membutuhkan biaya sebesar Rp 750 ribu.  Dengan alat canggih ini sudah bisa meringankan beban petugas medis saat bersingungan langsung dengan pasien covid -19. 

Namun, efektifitas alat ini akan terkendala jika diaplikasikan di daerah yang tidak ada jaringan listrik maupun internet. Sebab,  alat ini juga masih memiliki kelemahan pada sensor sehingga masih perlu penyempurnaan. 


(TOM)

Berita Terkait