Jatim Kekurangan Reagen untuk Pengetesan Omicron

Ilustrasi / Medcom.id Ilustrasi / Medcom.id

SURABAYA : Provinsi Jawa Timur kekurangan stok reagen untuk pengetesan sampel Whole Genome Sequincing (WGS) pasien covid-19 varian Omicron. Saat ini hanya terdapat dua laboratorium yang mampu mengetes keberadaan sampel covid-19 Omicron.

Dua laboratorium saat ini yang difungsikan adalah di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLP) milik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan laboratorium Institute of Tropical Disease (ITD) milik Universitas Airlangga (Unair).

"Prinsipnya reagen untuk pemeriksaan WGS terbatas. Sehingga kita yang punya data tanggal 4, tanggal 22, sama tanggal 28. Berikutnya masih menunggu reagen dari pusat lagi," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Jawa Timur Erwin Astha Triyono, Sabtu 5 Februari 2022.

Keterbatasan reagen diakui Erwin membuat tak semuanya sampel WGS yang sebelumnya dikirimkan ke Laboratorium Institut Tropical of Disaster (ITD) Universitas Airlangga (Unair) dan laboratorium BBTKLP bisa dites.

Baca Juga : 1 Tewas, Truk Semen Tabrak 2 Motor dan Minibus di Lampu Merah Situbondo

"Rencananya kebijakannya itu satu apapun bentuk PCRnya anggap saja Omicron, sehingga berikan tata laksana terbaik. Sebab hampir 80 - 90 persen yang ketemu itu 90 persennya Omicron, sehingga pemeriksaan WGS itu dibatasi," kata dia.

Erwin menambahkan, nantinya prioritas pemeriksaan WGS di laboratorium hanya diperuntukkan untuk yang pasien kritis berat, meninggal dunia, dan klaster penyebaran yang lebih dari 25 orang terkonfirmasi positif covid-19.

"Jadi tidak semua diperiksakan WGS. Sehingga nanti Omicron itu sifatnya proporsional. Jadi nggak semuanya diperiksa WGS untuk mendapatkan data Omicron atau bukan," tuturnya.

Sejauh ini dikatakannya, ada 108 kasus covid-19 di Jatim dimana Surabaya masih menduduki peringkat pertama kasus Omicron terbanyak, disusul dengan Kota Malang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik, dan Kabupaten Madiun.

"Sementara mayoritas varian Omicron, kedua Delta meskipun nggak banyak tetap ada," tandanya.

 


(ADI)

Berita Terkait