Tinggalkan Dunia Preman, Pria di Probolinggo ini Jadi Jutawan

Abdul saat mengecek salah satu sarang madu yang ia pasang di sejumlah pohon mangga (Foto / Istimewa) Abdul saat mengecek salah satu sarang madu yang ia pasang di sejumlah pohon mangga (Foto / Istimewa)
PROBOLINGGO : Rahasia Tuhan begitu indah. Niat kuat Abdul Rohman (55) meninggalkan dunia hitam menjadi berkah. Kini mantan preman warga Desa Boto, Lumbang ini menjadi jutawan. Ia sukses menjadi pembudidaya madu lebah.

Abdul memanfaatkan lahan yang dikelilingi pohon randu dan mangga. Lokasi tersebut dianggap cocok bagi lebah untuk bertahan hidup. Sebab, ada banyak pasokan makanan berupa nektar bunga randu dan mangga.

“Awalnya hanya coba-coba usaha. Perlahan berkembang. Bahkan, sejak pendemi permintaan madu cukup tinggi. Sebulan bisa mendapat untung hingga Rp40 juta," kata Abdul.

Abdul menceritakan awalnya hanya seorang preman. Dia bahkan dikenal sebagai raja maling di desanya. Lalu, jalan mulai muncul saat ia dipercaya seseorang untuk menjadi penjaga malam di lahan lebah madu milik warga Jawa Tengah.

Beberapa tahun ikut orang, Abdul Rahman akhirnya sadar. Sekitar 5 tahun silam dia menjual sepeda motor yang menjadi harta satu-satunya untuk dibelikan kotak sarang lebah dan mencoba menjadi peternak lebah.

Berkat kerja keras dan keuletannya, kotak lebah yang awalnya hanya puluhan, berkembang menjadi ratusan. Saat ini, kotak sarang sudah lebih 300 buah.

“Saya mulai dari nol, alhamdulillah terus berkembang, sampai saya dan keluarga dipanggil Allah pergi haji,” katanya.

Pembina ternak lebah Wahyudi mengatakan, lebah madu milik Abdul Rahman terbilang produktif. Pada masa panen, madu bisa diambil setiap 15 hari sekali.
“Satu kali penen bisa sampai 5 kwintal madu. Banyak sekali,” katanya.

Agar produksi madu terus berjalan, Abdul Rohman selalu berkeliling dari daerah satu ke daerah lain untuk mencari pohon randu dan mangga yang sedang berbunga. Di tempat itu, lebah dilepasliarkan untuk berproduksi. Selain di wilayah Probolinggo, Abdul Rahman juga keliling hingga ke Lumajang, Jember dan Bondowoso.

 


(ADI)