Masa Pandemi, Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan di Jatim Tinggi

Ilustrasi Ilustrasi

SURABAYA: Jumlah kasus kekerasan pada  anak dan perempuan pada masa pandemi covid-19 di Jawa Timur ternyata cukup tinggi. Tercatat, ada 699 laporan sejak Januari hingga 16 Juli 2020.

Kepala DP3AK Jatim, Andriyanto, mengatakan dari 699 laporan itu sebanyak  40,6 persen di antaranya berupa kekerasan seksual, diikuti kekerasan fisik dan psikis.

"Lokasi terbanyak dilaporkan terjadi di rumah tangga, disusul fasilitas umum, tempat kerja, dan sekolah. Hal ini sungguh mengenaskan," ujar Andriyanto, saat menjadi narasumber Webinar, Selasa, 21 Juli 2020.

Sementara itu, Direktur Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Tulungagung, Winny Isnaeni, mengatakan salah satu isu perlindungan anak yang saat ini marak dan seringkali diabaikan dampaknya adalah isu kekerasan. Termasuk di dalamnya kekerasan berbasis gender, eksploitasi, kesehatan mental anak, dan penelataran anak.
 
Winny menerangkan, kasus kekerasan berbasis gender masih sering dianggap tabu oleh masyarakat karena pengaruh budaya dan lingkungan masyarakat. Hal ini yang menyebabkan banyak kasus tidak terungkap dan tidak ada penanganan maupun respon terhadap korban.
 
"Jika tidak dicegah dan ditangani dengan baik, kasus kekerasan dapat berdampak bagi korban," ujar Winny.
 
Winny mengatakan, keluarga dan masyarakat merupakan sumber daya yang besar dan dekat dengan anak. Dia berharap media massa bisa mengambil posisi strategis untuk menguatkan keluarga dan masyarakat agar lebih melindungi anak.
 
Sedangkan Child Protection Specialist UNICEF Kantor Perwakilan wilayah Jawa, Naning Pudjijulianingsih, mengungkapkan pada masa pandemi semua pencegahan kekerasan anak bisa dilakukan dari tiap rumah. Melalui kolaborasi yang baik antara keluarga, sekolah, masyarakat, serta media.
 
"Semua anak harus bisa dipastikan pendidikannya serta kontrol keluarga yang baik. Termasuk dalam kesehatan mental anak yang harus dijaga. Nah, media sangat berperan dalam hal ini," kata Naning

1.137 Anak Jatim Positif Covid-19

Selain kasus kekerasan pada anak dan perempuan cukup tinggi, DP3AK Jawa Timur juga  mencatat ada 1.137 anak di Jatim positif covid-19.  Tiga  anak di antaranya meninggal dan tingkat kesembuhan mencapai 40,4 persen.
 
"1.137 anak yang terpapar covid-19 di Jatim setara dengan 6,6 persen dari total pasien terkonfirmasi positif covid-19 di Jatim,," ujar Kepala DP3AK Jatim, Andriyanto.

Jika dirinci dari usia, jumlah itu dibagi menjadi 1,7 persen untuk anak usia 0-5 tahun, dan 4,9 persen untuk anak usia 6-17 tahun. Total pasien positif di Jatim saat ini mencapai 18 ribu lebih.


(TOM)

Berita Terkait