Pengrajin Layangan Karakter di Jombang Banjir Pesanan

Layangan karakter Jombang lari manis (Foto / Istimewa) Layangan karakter Jombang lari manis (Foto / Istimewa)

JOMBANG : Layang-layang tak lekang oleh zaman. Keberadaannya tetap eksis di era gempuran gadget dan game online. Mainan yang mengandalkan angin ini, tak mengenal usia. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, gemar memainkan layangan.

Kondisi inilah yang membuat pengrajin layangan enggan pindah mata pencahariaan. Dengan inovasi dan karakter baru, mereka mampu bertahan. Seperti pengrajin yang berada di Dusun Sedamar, Desa Talun Kidul, Kecamatan Sumobito.

Tempat usaha pembuatan layangan ini merupakan milik Muhammad Wiro Pratama (31). Di rumah yang cukup sederhana, Wiro mampu memproduksi banyak layangan hingga menghasilkan cuan jutaan rupiah per bulan. Di tempat Wiro, beraneka layangan jadi pajangan di berbagai sudut ruangan.

Sedikitnya ada 3 orang karyawan yang sibuk dengan tugas masing-masing. Layangan karakter milik Wiro ini berbahan utama kain peles, bambu, lem, dan lain sebagainya. Ia menjelaskan pembuatan layangan ini sangatlah mudah. Pertama mempersiapkan kain peles (sejenis furing) dengan varian warna, kemudian dipotong sesuai karakter layangan dari pelanggan.

"Usai terbentuk, beberapa kain berwarna ditempelkan. Kemudian, bambu yang disiapkan dipotong-potong dengan ukuran kecil," ungkap Wiro, Minggu 25 September 2022.

Baca juga : Relakan Tempat Tidur untuk Kandang Ular Piton, Pemuda Pasuruan Ini Panen Cuan

Selain itu, 3 bambu selanjutnya disambungkan hingga berbentuk layangan. Jenis layangannya beragam, mulai dari berwajah hantu hingga permainan anak-anak seperti spiderman misalnya.

"Hampir mirip dengan pembuatan layangan pada umumnya, bedanya cuma di bagian kain, warna, dan bentuk serta ukurannya. Kalau soal pembuatannya bisa sebentar, bisa lama, menyesuaikan motif pemesanan. Kalau mudah ya cepat, kalau sulit ya mungkin paling lama lah sampai 3 jam an prosesnya,” katanya.

Untuk satu hari, ia dan karyawannya mampu memproduksi 10 hingga 15 layangan karakter. Kemudian dihantarkan ke pelanggannya dan sebagian dijual dari rumahnya. Bahkan ia mengaku pernah menjual layangan ke luar negeri.

"Sehari bisa produksi sampai 15 layangan karakter. Kalau sulit, terkadang cuma 10 bahkan sempat bisa buat 5 layangan saja pada hari itu. Kalau soal pelanggan alhamdulillah sudah meluas, dari luar daerah Jombang seperti Malang, Surabaya, hingga tak jarang terjual ke luar negeri seperti ke Malaysia," bebernya.

Ia mengaku mendapatkan ide membuat layangan ini berawal dari hobi memainkan dan membuat layang-layang sewaktu kecil. Dan untuk memulai bisnis ini, ia mengaku banyak belajar dari YouTube pada tahun 2000.

"Mencoba coba dengan tutorial ke YouTube dan teman juga. Alhamdulillah bisa dan banyak yang suka, sehingga pada tahun 2001 lalu, saya mulai membuka usaha produksi kerajinan tangan layangan karakter ini. Alhanmdulillah sampai sekarang usaha ini masih bertahan dan berjalan lancar," bebernya.

Saat ditanya berapa omzet penjualan layang-layang hasil buatannya, ia mengaku setiap bulan ia bisa meraup omzet puluhan juta rupiah. "Kalau soal omzet tetap, bisa dapat 30 sampai 40 juta rupiah lebih per bulannya," pungkas Wiro.

 


(ADI)

Berita Terkait