Tradisi Akepai Jember, Jalin Kebersamaan Lewat Asap Sate Kurban

 Puluhan santri membakar sate daging kurban bersama dengan warga dan pengurus pondok. (foto/metrotv) Puluhan santri membakar sate daging kurban bersama dengan warga dan pengurus pondok. (foto/metrotv)

JEMBER: Tradisi akepai atau membakar sate daging kurban bersama-sama masih dilakukan sebagian warga Jember. Lewat tradisi turun-temurun ini, terjalin kebersamaan dan sikap saling berbagi.

Salah satu yang menjalankan tradisi akepai ini ada di Pondok Pesantren AS Shidiqi Desa Curah Lele,  Kecamatan Balung,  Jember. Puluhan santri membakar sate daging kurban, pada  Jumat siang, 31 Juli 2020.

Tidak hanya santri, pengurus pondok pesantren dan warga setempat juga terlibat dalam tradisi akepai yang telah berlangsung puluhan tahun ini. Mereka membuat pangang pembakar dari batu merah dengan kipas seandanya.

Meski sederhana, kehangatan terjalin lewat kepulan asap sate. "Nantinya sate daging kurban ini tidak hanya dinikmati santri dan pengurus pesantren. Namun juga akan dibagikan kepada warga sekitar, " ujar Heni Setyowati, salah satu santriwati.

Di hari Idul Adha tahun ini, Pondok Pesantren As Shidiqi menyembelih hewan kurban berupa dua ekor sapi dan enam ekor kambing. Dagingnya dibagikan kepada kurang lebih 500 kepala rumah tangga di sekitar pesantren.

“Diharapkan tradisi akepai sapi ini tidak hanya menumbuhkan kebersamaan antar santri, namun juga sikap sabar dan berahlak mulia, “ ujar KH Muhlishin, Pengurus Ponpes As Shiddiqi.


(TOM)

Berita Terkait