Ekskavasi Situs Mbah Blawu Jombang, BPCB Jatim Temukan Dinding Candi Kuno

Strukur candi kuno ditemukan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melakukan ekskavasi Situs Mbah Blawu (Foto / Metro TV) Strukur candi kuno ditemukan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melakukan ekskavasi Situs Mbah Blawu (Foto / Metro TV)

JOMBANG : Strukur candi kuno ditemukan oleh tim Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur saat melakukan ekskavasi Situs Mbah Blawu, Desa Sukosari Kecamatan Jogoroto, Jombang. Diduga struktur candi tersebut lebih tua dari Trowulan atau era Majapahit. Candi tersebut ukurannya juga besar.

Ekskavasi itu sudah dilakukan selama dua hari. Rencananya, ekskavasi selama enam hari. Sejak pagi sejumlah petugas melakukan penggalian dengan hati-hati.

Benang-benang memanjang dipasang di lokasi yang hendak digali. Dari penggalian selama dua hari itu, tim menemukan susunan bata kuno yang membentuk dinding. Bata kuno tersebut ukurannya lebih tebal dari candi yang ada di Trowulan Mojokerto atau era Majapahit.

“Dinding yang nampak ketinggiannya satu meter. Dari ciri struktur bata kuno yang nampak bahwa dimensinya memiliki ukuran hingga ketebalan yang berbeda dari temuan candi di Trowulan Mojokerto. Dugaannya mengarah ke era Mpu Sindok. Artinya, lebih tua dari era Majapahit. Tapi masih kita dalami terus,” ujar Arkeolog BPCB Jawa Timur, Pahadi, Rabu 21 September 2022.

Pahadi mengatakan bahwa pihaknya masih sebatas menduga. Karena masih membutuhkan data pendukung lainnya. Sehingga untuk periodesasi secara detail, Pahadi belum berani berspekulasi.

“Karena batanya lebih tebal dari beberapa bata temuan di Trowulan. Ini identik dengan temuan di Candi Brahu dan Pande Gong. Mungkin zaman Mpu Sindok, mengarah kesitu mudah-mudahan kita dapat data pendukung lain,” ujarnya.

Baca juga : 2 Wisatawan Pantai Pulau Merah Banyuwangi Dikeroyok, Uang Dirampas

Sejauh ini, dari penggalian yang dilalukan ada potensi struktur yang membentuk pola dinding. Namun apakah ini dinding terluar dari struktur candi, Pahadi belum bisa memastikannya. Sebab posisinya, bagian luar dan dalam dinding tersebut tak jauh berbeda, yakni menunjukkan pola kulit.

“Jadi belum pasti ini kaki atau pondasi candinya, bisa saja ini pembagian bilik,” imbuhnya.

Pahadi mengungkapkan, pada sisi timur ada susunan bata yang mengarah keluar. Asumsinya, tonjolan keluar itu adalah tangga candi. Ada penampakan struktur yang membentuk pola naik dan masuk ke candi.

“Berkaca dari situs terdekat, Candi Brahu dan Pande Gong maka kemungkinan ini adalah candi, kemungkinan bentuknya ada kesamaan, tapi nanti kita coba buka lagi apakah sama atau beda lagi,” pungkasnya.

Hanya saja dalam ekskavasi tersebut Tim BPCB Jawa Timur mengalami keterbatasan. Pasalnya, situs Mbah Blawu cenderuk rusak. Pasalnya, di lokasi tersebut digunakan untuk pembuangan limba B3 atau limbah slag aluminium. Sehingga, BPCB hanya melakukan ekskavasi lokasi yang tidak ada limbahnya.

Limbah tersebut dikemas dalam karung. Kemudian ditumpuk di situs Mbah Blawu. Limbah debu aluminium tersebut mengeras seperti batu. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jombang sedang berkordinasi dengan DLH (Dinas Lingkungan Hidup) untuk memindahkan limbah tersebut.

“Kita tidak tahu siapa yang membuang limbah di situs ini,” kata Kabid Kebudayaan, Disdikbud (Dinas Pendidikan dan Kebudayaan) Jombang Dian Yunita Sari.


(ADI)

Berita Terkait