Hari Musik, Sahabat Indonesia Satu Kalsel Ziarah Makam WR Supratman

Rombongan Sahabat Indonesia Satu Kalimantan Selatan saat berziarah ke Makam WR Soepratman di Jalan Kenjeran, Surabaya, Rabu 22 Maret 2022/ist Rombongan Sahabat Indonesia Satu Kalimantan Selatan saat berziarah ke Makam WR Soepratman di Jalan Kenjeran, Surabaya, Rabu 22 Maret 2022/ist

SURABAYA: Berjuang tidak harus mengangkat senjata, namun dengan karya musik seorang seniman bisa ikut menyatukan dan memerdekakan Indonesia. Itulah pelajaran yang dipetik dari rombongan Sahabat Indonesia Satu (SIS) Kalimantan Selatan saat berziarah ke Makam Wage Rudolf (WR) Soepratman di Jalan Kenjeran, Surabaya, Rabu 22 Maret 2022.

"Kami bangga dengan beliau (WR Soepratman) seorang musisi yang juga pahlawan. Tokoh yang sangat dihormati di Indonesia maupun dunia. Untuk kami datang ke Surabaya ini dan melihat makam beliau" ujar pengurus Sahabat Indonesia Satu Kalsel, H Hesley Junianto.

Sekitar pukul 10.00 WIB, puluhan anggota SIS Kalsel tiba diantar langsung Ketua Ketua Sahabat Indonesia Satu Sastra Harijanto Tjondrokusumo. Setelah berdoa di pusara WR Supratman, rombongan kemudian mengitari area makam yang terpampang berbagai cerita soal pencipta Lagu Indonesia Raya, termasuk bait-bait lagunya.  

BACA: Kampung Pancasila di Jombang Berhias Mural

"Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengenang jasa WR Soepratman dan sekaligus menggali semangat nasionalisnya untuk menyatukan Indonesia melalui lagu. Kebetulan juga ini masih dalam suasana peringatan Hari Musik, " ucapnya.

Dikatakan Harijanto, kiprah WR Soepratman yang juga musisi patut kita teladani karena dengaan karyanya turut mengantarkan Indonesia merdeka. Lagu Indonesia Raya menjadi warisan yang sangat berharga agar jangan sampai kita cerai berai.

"Kita seniman Indonesia akan terus berjuang lewat seni agar Indonesia bersatu," pesan Harijanto.

Lagu Indonesia Raya yang diciptakan Wage Rudolf Soepratman dan pertama kali diperdengarkan di Konggres Pemuda II di Batavia pada 28 Oktober 1928. Dengan gesekan biola lagu itu menjadi tanda kehadiran pergerakan nasionalisme di seluruh nusantara sekaligus memicu semangat para pejuang untuk meraih kemerdekaan.

Keabsahannya sebagai lagu kebangsaaan tertuang di PP No. 44 Tahun 1958. Keabsahannya sebagai lagu kebangsaan dikukuhkan lebih jauh dengan ditetapkannya amandemen kedua UUD 1945.

Selain itu, WR Soepratman yang juga seorang wartawan itu juga menciptakan beberapa lagu diantaranya Ibu Kita Kartini, Bendera Kita Merah Putih, Di Timur Matahari, Indonesia Ibuku, Mars Parindra, Mars Surya Wirawan.

 


(TOM)

Berita Terkait