Kasus Covid-19 Varian XBB di Surabaya Melonjak

Ilustrasi Ilustrasi

SURABAYA: Kasus covid-19 varian baru XBB di Kota Surabaya, Jawa Timur, meningkat pada Selasa 15 November 2022.  Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya mencatat ada sembilan kasus baru XBB dari yang sebelumnya hanya satu kasus.

"Varian covid-19 XBB sampai dengan saat ini terkonfirmasi sembilan kasus, berdasarkan hasil pemeriksaan whole genome sequenching (WGS) oleh ITD Universitas Airlangga (Unair)," kata Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina, di Surabaya, Selasa, 15 November 2022.

Untuk mengantisipasi penyebaran virus covid-19 maupun varian XBB, Nanik telah membuat Surat Edaran tentang antisipasi lonjakan kasus covid-19. Salah satunya dengan mengimbau masyarakat agar kembali menerapkan protokol kesehatan (prokes) seperti pada awal-awal covid-19.

BACA: Kemenkes Ungkap Strategi Kendalikan Laju Kasus Covid-19

Selain itu, Nanik juga memasifkan pelaksanaan 3T, yakni testing, tracing, dan treatment, serta melaksanakan kegiatan vaksinasi booster. Karenanya, pelaksanaan vaksinasi dioptimalkan dan konsisten dilaksanakan seluruh Puskesmas di Kota Surabaya dan gerai vaksinasi, seperti korner vaksinasi di mal atau lokasi yang memudahkan akses pelayanan bekerjasama dengan lintas sektor terkait.

"Capaian vaksinasi booster di Kota Surabaya sampai dengan 14 November 2022 sebesar 56,41 persen (dari target minimal 50 persen)," ujarnya.

Nanik mengaku kondisi BOR (Bed Occupancy Rate) Rumah Sakit di Kota Surabaya terus dipantau secara konsisten setiap hari dan masih dalam kondisi memadai.

"Karena sebagian besar kondisi pasien yang terkonfirmasi bergejala ringan, seperti flu dan batuk. Mereka melakukan isolasi mandiri di rumah dibawah pemantauan Puskesmas wilayah domisili pasien," ucap dia.

Sedangkan, beberapa pasien melakukan perawatan di RS karena memiliki komorbid dan berusia lanjut. Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya terus bersinergi melakukan pemantauan perkembangan kasus berkolaborasi dengan tiga pilar di masing-masing wilayah.

"Semoga semua dapat terkendali. Serta, masyarakat harus memastikan status vaksinasi lengkap minimal sampai dosis ketiga. Sehingga dapat memberikan proteksi tambahan serta membentuk kekebalan kelompok secara optimal," ujarnya.

 


(TOM)

Berita Terkait