Kleopatra, Asteroid Aneh Berbentuk Tulang Mengitari Matahari

Tangkapan layar asteroid Kleopatra (Foto / Istimewa) Tangkapan layar asteroid Kleopatra (Foto / Istimewa)

SURABAYA : Para astronom telah mendapatkan pandangan terdekat mereka pada asteroid berbentuk aneh. Asteroid aneh, bernama Kleopatra dicitrakan paling detail hingga saat ini menggunakan Very Large Telescope (VLT) dari European Southern Observatory. Gambar terbaru menunjukkan asteroid dari sudut yang berbeda, memperlihatkan dua lobusnya yang dihubungkan oleh bagian tengah dengan bentuk keseluruhan dari tulang, sebagaimana dikutip dari Digital Trends.

"Kleopatra benar-benar benda unik di Tata Surya kita. Ilmu pengetahuan membuat banyak kemajuan berkat studi tentang outliers yang aneh. Saya pikir Kleopatra adalah salah satunya dan memahami sistem multi-asteroid yang komplek ini dapat membantu mempelajari lebih lanjut soal Tata Surya kita," kata penulis utama studi baru tentang asteroid, Franck Marchis, astronom di SETI Institute.

Untuk memahami bentuk Kleopatra, para peneliti menggunakan instrumen Spectro-Polarimetric High-contrast Exoplanet REsearch (SPHERE) pada VLT untuk menangkapnya dari sudut yang berbeda dan kemudian membuat model 3D dari bentuknya. Mereka memperhatikan bahwa satu lobus agak lebih besar dari yang lain, dan total panjangnya sekitar 170 mil.

BACA JUGA : Wasdapa Kiamat Internet, Badai Matahari Jadi Pemicunya

Berita menarik lainnya tentang asteroid ini adalah ia memiliki dua bulan yang mengorbitnya. Orbit mereka kompleks karena bentuk asteroid yang aneh, tetapi dengan model tersebut, para peneliti dapat menggunakan informasi ini untuk menghitung massa asteroid, yang ternyata jauh lebih kecil dari perkiraan sebelumnya.

Studi Kleopatra di masa depan akan menggunakan Teleskop Sangat Besar (ELT) yang akan datang untuk melihatnya lebih detail. Sistem optik adaptif teleskop baru ini akan menggunakan cermin cacat untuk mengurangi distorsi yang disebabkan oleh atmosfer, memungkinkannya melihat objek jauh seperti asteroid dalam fokus yang lebih tajam.

“Saya tidak sabar untuk mengarahkan ELT ke Kleopatra, untuk melihat apakah ada lebih banyak bulan dan memperbaiki orbitnya untuk mendeteksi perubahan kecil,” kata Marchis.

 


(ADI)

Berita Terkait