Keren, Jembatan Kaca Pertama di Indonesia Dibangun di Bromo

Jembatan gantung kaca tipe di kawasan Seruni Point. Foto: Kementerian PUPR Jembatan gantung kaca tipe di kawasan Seruni Point. Foto: Kementerian PUPR

JAKARTA: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mematangkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru di Provinsi Jawa Timur. Salah satunya, jembatan kaca sepanjang 120 meter!

Kawasan wisata Bromo Tengger Semeru ditetapkan sebagai salah satu KSPN Prioritas atau 10 "Bali Baru" yang dikembangkan Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2018.  

Untuk mendukung kawasan ini, pemerintah membangun jembatan gantung kaca tipe suspended-cable pertama di Indonesia berada di kawasan Seruni Point.

Jembatan kaca ini membentang sepanjang 120 meter dan lebar 1,8 meter berada di atas jurang dengan kedalaman sekitar 80 meter.

Struktur jembatan gantung berupa kaca pengaman berlapis dengan ketebalan 25,55 mm, dan dilengkapi double protection steel berupa baja galvanis agar tidak karat.  

BACA: Hari Pahlawan, 4 Destinasi Wisata di Surabaya Ini Ramai Dikunjungi

Desain dan struktur jembatan kaca telah diuji laboratorium di Balai Geoteknik, Terowongan, dan Struktur Kementerian PUPR sebelum dilakukan pembangunan.

Jembatan ini dapat menjadi destinasi wisata andrenalin yang menghubungkan Terminal Wisata Seruni Point dengan Shuttle Area dengan pemandangan Gunung Batok dan Gunung Semeru.

Pembangunannya bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) karena melintasi kawasan Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo sebagai penyedia lahan untuk salah satu kaki jembatan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan infrastruktur pada setiap KSPN direncanakan secara terpadu baik penataan kawasan, jalan, hingga perbaikan hunian penduduk.

"Untuk pariwisata, pertama yang harus diperbaiki infrastrukturnya, kemudian amenities dan event, baru promosi besar-besaran. Kalau hal itu tidak siap, wisatawan datang sekali dan tidak akan kembali lagi," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 November 2021.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian PUPR Mohammad Zainal Fatah menjelaskan pembangunan nasional secara tegas sudah mengamanahkan bahwa pembangunan infrastruktur harus berkelanjutan dan sustainable serta memperhatikan aspek lingkungan hidup.

"Dukungan infrastruktur Kementerian PUPR dalam pengembangan KSPN Bromo Tengger Semeru salah satunya dikerjakan di Kawasan Seruni Point," jelasnya.

Selanjutnya, Gunung Bromo berupa peningkatan kapasitas jalan nasional dan pembangunan jembatan kaca oleh Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, pembangunan terminal wisata oleh Ditjen Cipta Karya, dan penyediaan air baku oleh Ditjen Sumber Daya Air (SDA).

  Untuk mendukung konektivitas menuju KSPN Bromo-Tengger-Semeru, Kementerian PUPR melakukan pelebaran, perbaikan, pemasangan marka dan rambu jalan untuk menambah kenyamanan dan keamanan wisatawan.

Terdapat dua akses dari jalan tol menuju Gunung Bromo via Kabupten Probolinggo, akses dari Gerbang Tol Tongas dan akses Gerbang Tol Probolinggo Barat.

Pembangunan Terminal Wisata Seruni Point dan Shuttle Area akan dikerjakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah Jatim, Ditjen Cipta Karya melalui rencana  penataan kawasan Seruni Point.

Penataan Seruni Point meliputi pembangunan ampiteater (amphitheater) untuk mendukung kegiatan seni dan budaya lokal, rest area dan souvenir shop, area parker, food court, toilet, mushola, jalur pengunjung, dan bangunan tiket.

Penataan ruang publik Seruni Point memperhatikan karakteristik dan kearifan lokal budaya Suku Tengger dengan konsep Tiga Bentar.

Penataan dan pembangunan yang dilakukan Kementerian PUPR dengan memaksimalkan potensi KSPN Bromo-Tengger-Semeru dan segala kekayaan alamnya dikerjakan dengan penuh kehati-hatian dan tetap mempertimbangkan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Koordinasi dan konsultasi publik terus dilakukan secara intensif dengan para pemangku kepentingan seperti Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Kementerian LHK, komunitas lingkungan mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan di lapangan untuk mencegah terjadinya dampak negatif terhadap lingkungan serta diharapkan dapat meningkatkan perekonomian lokal.

 

 


(TOM)

Berita Terkait